Mohon tunggu...
Hidayanto Budi Prasetyo
Hidayanto Budi Prasetyo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

... Jelajahi laut kemungkinan yang ada/ sebelum surut merenggut / kesempatan berlabuh tanpa rasa takut/ pada maut/ dan linangan air mata... (pekerja urban, kelahiran Ngawi-Lembah Pithecantropus Erectus, sekarang tinggal di Pesisir Grissee, --- Muara di mana air mengalir sampai jauh ---)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Sukar Tak Terpecahkan, Pun di Atas Kasur (a/b/c)

29 Februari 2016   10:17 Diperbarui: 29 Februari 2016   10:23 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 
c/ meruntuh rintihanmu

Meruntuh rintihanmu
luruh lirih merutuki perih hati, menara
yang njulang -- tak lagi bisa dilihatnya dia
mengulang – rubuh jelang subuh

lalu tak lagi bisa diingatnya tubuh dia
rubuh menindihi

dalam letih mengutuki hari, mengapa
tak njulang laksana dulu

menara menari

Jakarta, 2015

 

(Dari Manuskrip TAK KUHADIAHI KAU DENGAN KENANGAN, Hidayanto B. Prasetyo, 2015)

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun