a/ gigil rahimmu
gigil rahimmu
tak kunjung singgah ia
pengendali barisan
--- senapan, meriam, ooo, bazoka
tak berkecipak
menggigilkan usia
Jakarta, 2015 
Â
b/ blup, meletup lalu redup
Jaman-jaman itu berdebaran
Oo, wadag kasar itu
akarnya membesar
Blup !
Meletup
Lalu redup
Tak perlu berjam-jaman
Untuk lindung bergelung
atas tikar
Jakarta, 2015
 
c/ meruntuh rintihanmu
Meruntuh rintihanmu
luruh lirih merutuki perih hati, menara
yang njulang -- tak lagi bisa dilihatnya dia
mengulang – rubuh jelang subuh
lalu tak lagi bisa diingatnya tubuh dia
rubuh menindihi
dalam letih mengutuki hari, mengapa
tak njulang laksana dulu
menara menari
Jakarta, 2015
Â
(Dari Manuskrip TAK KUHADIAHI KAU DENGAN KENANGAN, Hidayanto B. Prasetyo, 2015)
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H