Resensi Film “Air Mata Di Ujung Sajadah”
Identitas Film
Judul: Air Mata Di Ujung Sajadah
Sutradara: Key Mangunsong
Produser: Ronny Irawan dan Nafa Urbach
Skenario: Titien Wattimena
Penulis Cerita: Ronny Irawan
Penata Musik: Andi Rianto
Sinematografer: Ipung Rachmat Syaiful, I.C.S.
Penyunting: Kelvin Nugroho
Perusahaan Produksi: Beehave Pictures (Multi Buana Kreasindo Productions)
Distributor: Netflix
Tanggal Rilis: 7 September 2023 (Indonesia)
8 Januari 2024 (Netflix)
Durasi : 105 Menit
Negara: Indonesia
Bahasa: Indonesia dan Jawa
Pemeran: 1. Titi Kamal (Aqilla Hamka)
2. Fedi Nuril (Arief Nasuha)
3. Citra Kirana (Yumna)
4. Faqih Alaydrus (Baskara)
5. Krisjina Baharudin (Arfan)
6. Axel Mariani (Baskara Dewasa)
7. Jenny Rachman (Eyang Murni)
8. Tutie Kirana (Halimah)
9. Mbok Tun (Mbok Tun)
10. Fanny Fadillah (Rekan kerja Arief)
11. Carol Sahetapy (Bibi)
Jejak Air Mata dan Doa : Mengungkap Rahasia di Ujung Sajadah
Aqilla Hamka, mahasiswi tangguh yang menikah dengan Arfan tanpa restu Ibunya. Mengalami tragedi mengenaskan saat suaminya kecelakaan dan belum mengetahui akan kehamilannya. Setelah Aqilla melahirkan, Ibunya berbohong bahwa bayinya telah meninggal, padahal bayi tersebut diberikan kepada Arief dan Yumna.
Selama tujuh tahun tinggal di luar negeri, Aqilla masih dibayang-bayangi kehadiran anaknya. Sementara itu, Arief dan Yumna dengan senang hati membesarkan Baskara. Ketika Ibu Aqilla meninggal, rahasianya terungkap, sehingga membuat Aqilla mencari keberadaan anaknya.
Aqilla bertemu dengan Arief dan untuk meminta izin untuk menemui anaknya. Usai pertemuan tersebut, Yumna merasa terpukul. Suatu hari, Aqilla mengajak Baskara untuk tinggal bersamanya dan keluarga Arief dengan berat hati melepaskan kepergiannya. Namun, Baskara memilih tetap tinggal bersama keluarga Arief dan menolak ajakan Aqilla.
Film ini menyajikan kisah dilema antara ikatan darah dan ikatan kasih sayang yang terbentuk selama tujuh tahun, serta pahit dan hangatnya keluarga yang begitu mendalam dengan adanya konflik tragis yang dibumbui kisah-kisah mengharukan, sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi penonton. Konflik antara Aqilla dan Ibunya membuat penonton merasa gemas sekaligus menimbulkan emosi yang berlebihan. Adanya alur maju mundur membuat penonton ikut menyelam didalam jalan cerita film tersebut, hingga mengkaitkan dan membayangkan jika suatu saat hal tersebut terjadi dalam kehidupan mereka, belum tentu bisa setegar Aqilla dan Yumna.
Konflik antara orang tua kandung dan orang tua angkat menjadi highlight ending film ini, keduanya memperebutkan hak asuh Baskara. Pembahasan mengenai hal ini biasanya berkisar pada eksplorasi emosi masing-masing karakter. Meski konflik saat ini seolah lebih berpihak pada keluarga Arief, namun perspektif dari Aqilla, korban dari kebohongan Ibunya, belum cukup dieksplorasi.
Berdasarkan kisah yang disampaikan pada film tersebut, tentu memberikan pesan positif kepada penontonnya tentang betapa pentingnya menghargai, menyayangi, dan menghormati orang tua. Walaupun tidak terlepas dari kesalahan yang diperbuat, jangan pernah lupakan bahwa orang tua pernah mempertaruhkan nyawanya agar kita bisa terus hidup di dunia ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI