Kamu membencinya
Kamu mencintainya
Jangan, dengarkan aku!
Tolong dengarkan aku...
Tidak kah kamu ingat?
Hangat tubuhnya
Ketika dia menarikmu dalam pelukan
Selayak jingga senja merengkuh samudra
Namun, jangan pernah kamu lupakan
Pedih, sakit, luka, dan amarah
Ketika dia berdansa dengan cantiknya
Di taman penuh dengan hitamnya dahlia
Ingatlah betapa kamu terluka, terkurung, dan hancur!
Lubang yang menganga pada dadamu tak pernah sembuh
Hati yang kamu titipkan, dia tikam
Semua janji yang diutarakannya hanya bualan!
Tidak!
Jangan kamu bakar kasih sayangmu dengan benci
Jangan kamu lupakan hangatnya dengan dingin
Jangan kamu hilangkan dia dengan asing
Jangan dengarkan dia!
Jangan abaikan aku!
Akulah pemenangnya!
Akulah harapanmu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H