Mohon tunggu...
Haz Algebra
Haz Algebra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang hamba dari semua insan besar, juga hamba dari para pecundang. Menulis untuk meninggalkan JEJAK! [http://hazbook.blogspot.com/]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeri Sex Edukasiana (3) Parade Kematian & Mahkota Ovum (TAMAT)

24 Juli 2010   08:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:38 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di belakang ovum, seekor sperma itu merangkak memahkotainya sebagai ratu. Dengan perlahan menyusup kedalam Ovum dengan cinta. Dan senja tiba-tiba benderang. Di ruang Tuba Fallopi ada pesta kunang-kunang. Sperma dan Ovum melebur dengan telanjang. Sperma itu tak jelas identitasnya. Tapi dialah sperma unggul, seekor Supersperma, dan itulah tujuan sebenarnya. Sperma yang berhasil melepaskan status kebinatangannya (spermatozoa) sebagai sel hasil pembelahan. Sperma yang menyadari bahwa diperlukan perjuangan dan kekuatan diri dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup.

***

Sperma melebur dalam Ovum, menuju penyatuan karakter gen masing-masing. Dalam peleburannya, mereka berdiskusi dengan penuh gairah cinta. Dan mereka merencanakan pembentukan manusia sempurna.

Fertilisasi (ilustrasi)

Tak ada hujan. Tak ada halilintar. Tinggal tangis bakal bayi kecil yang mencicit dari gua kerahiman. Ya, mimpi itu menembus bola warna merah. Dan dunia tak lagi berselimut sunyi seperti kuburan.

***

Tinggal menunggu waktu. Dan mereka akan menuju dunia baru dengan kesucian yang mereka bawa.

***

T.A.M.A.T

***

*Cerita ini hanya fiktif belaka. Adapun karakter-karakter yang di tokohkan hanya untuk menggambarkan bahwa begitu banyaknya bentuk potensi karakter yang di miliki oleh seorang manusia. Ya, manusia bisa menjadi apa saja dan siapa saja. Dan manusia itu sendirilah yang akan memilih karakternya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun