Mohon tunggu...
Hazal
Hazal Mohon Tunggu... Guru - Peneliti Karya Sastra

Anak sholeh kelahiran '96. Asal kota Raha kabupaten Muna. Senang membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dia Bukan Gadis Kecil, Dia Adalah Seorang Ratu Kehidupan

29 April 2024   14:43 Diperbarui: 29 April 2024   14:56 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay.com

Inilah sebuah kisah yang tidak akan membuatmu meneteskan air mata tapi mampu membuatmu merenung untuk mencoba memahami hikmah dari karakter seorang gadis kecil.

Berawal dari pertengkaran antara usus yang disebabkan oleh haknya yang belum terpenuhi. Sehingga kemudian aku mampir di warung makan. Duduk di pojok kiri sambil menunggu pelayan membawakan hidangan.

Sambil scrol beranda tiktok, juga sesekali memperhatikan para pengunjung warung makan. Tampak seorang gadis kecil. Ia mencoba menawarkan jualannya kepada pengunjung warung makan. Bola matanya indah, terpancar semangat dalam dirinya.

Kulitnya sedikit gelap. Barangkali karena pengaruh keliling setiap hari. Wajahnya terlihat manis, sesekali ia memperbaiki jilbabnya, sambil terus menawarkan jualannya.

Dia jualan pisang nuget dengan harga 15 ribu/bungkus. Harganya termasuk murah sebab pisang nugetnya juga banyak, yang sudah ditaburi coklat dan keju. Dengan senyum manis di bibirnya, ia mencoba menawarkan jualannya.

Satu persatu pengunjung warung makan, dia tawari. Sebagian  hanya cuek saja. Tapi ada juga yang dari jauh sudah melambaikan tangan sebagai tanda penolakan.

Sebetulnya saya berniat untuk membeli jualannya, tapi anehnya ketika lewat di depanku, ia tidak menawarkan jualannya. Mungkin dia putus asa karena hampir semua orang yang ada di warung makan, tidak ada yang membeli jualannya.

Saya coba memanggilnya, "Dek, kesini makan dulu, pilih makanan yang kamu suka, saya traktir". Ia datang dan menatapku dengan bola matanya yang indah. Lalu dia katakan, "Aku sudah makan Om".

Baiklah, karena adik sudah makan. Jadi aku beli saja pisang nugetnya satu bungkus. Dengan senyum yang merekah di bibirnya, ia menurunkan keranjang jualannya. Ia memberiku sebungkus pisang nuget dan aku memberinya uang sesuai harga jualannya.

Ia tampak begitu semangat dan mengucapkan terimakasih. Tidak lama kemudian, datang orang tua, yang juga menanyakan harga jualan gadis kecil itu. Disertai dengan senyuman, gadis kecil itu menyawab, "15ribu Om".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun