Mohon tunggu...
Hayyun Nur
Hayyun Nur Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pemerhati Sosial

Seorang penulis frelance, peminat buka dan kajian-kajian filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Catatan dari Rapat Koordinasi APRI Cabang Donggala (1): Terobosan Berdaya Tonjok Psikologis

7 September 2021   06:05 Diperbarui: 7 September 2021   08:27 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bilapun masih bertandatangan, posisi Kepala Kemenag bukan lagi sebagai  pengundang. Melainkan selaku pejabat yang mengetahui. Hal teknis ini dengan sendirinya berpengaruh pada nomenklatur kegiatan. Bila sebelumnya nomenklatur kegiatan disebut " Rapat Koordinasi Bulanan  Kepala KUA", kali ini berbeda. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Nomenklaturnya berubah penyebutan menjadi "Rapat Koordinasi Bulanan Penghulu". Perubahan ini tentu harus dipahami dari perspektif struktur kelembagaan. Selaku asosiasi penghulu, APRI tak memiliki kewenangan struktural dan kelembagaan mengundang para Kepala KUA dalam sebuah Rakor. 

Betapapun secara personal Kepala KUA dan Penghulu  merupakan figur yang sama. Sebab sesuai regulasi, setiap Kepala KUA pasti juga adalah penghulu. APRI selaku asosiasi profesi hanya memiliki kewenangan mengundang atau memanggil para penghulu.    

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Pada praktiknya, peserta  Rakor Penghulu tidak berbeda dengan Rakor KUA. Tetap saja terdiri dari  17 orang penghulu se-Kabupaten Donggala. Para penghulu ini 15 orang di antaranya memiliki tugas tambahan sebagai Kepala KUA. Tetap saja pula dihadiri oleh Kepala Kantor Kemenag. Didampingi Kasi Bimais beserta jajarannya.  Hanya bedanya, pada Rakor-Rakor sebelumnya pihak Kemenag berstatus sebagai pengundang. Kini sebagai undangan.

Tentu saja status sebagai pengundang dan undangan ini sekilas nampak sederhana. Terlebih bagi aparat yang bernaung di bawah satu intitusi yang sama. Tapi sejatinya, terdapat etos dan paradigma pikir  nan penting lagi substansial di baliknya.  Itu tidak lain kecuali manifestasi dari semangat dan nalar bottom up yang kuat dari pimpinan puncak di Kemenag Donggala. 

Faktanya memang demikianlah yang terjadi. Suasana Rakor Penghulu pertama yang difasilitasi oleh APRI Donggala ini, jauh berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya. Para peserta jauh lebih antusias menyampaikan gagasan, saran, bahkan kritik. Iklim keterbukaan dan keakraban terasa semakin kental. Entah itu di antara para penghulu maupun antara penghulu dengan Kepala Kemenag dan Kasi Bimais. Rasa-rasanya tak ada  hal yang tak tersampaikan melaui forum seterbuka dan seakrab itu. Semuanya terwadahi dalam atmosfir bottom up yang begitu kental.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Lebih-lebih setelah sambutan Kepala Kemenag dan Kasi Bimais serta pengantar Ketua/Formatur APRI, pertemuan yang sempat dijeda oleh shalat zuhur itu, dilanjutkan sebuah rumah makan. Namanya Rumah Makan Sukma. Ini rumah makan yang cukup terkenal di wilayah Pantai Barat. Fasiltas penginapan dan   view laut lepasnya membuat  rumah makan  ini menjadi tempat persinggahan banyak pengunjung.  Suasana rumah makan Sukma siang itu memang kondusif.  Menu makan siang yang disiapkan Kepala KUA Balaesang selaku tuan rumah sungguh maknyuuus (dengan tiga "u").  Tidak heran bila pertemuan yang menyisakan agenda sharing gagasan itu, menjadi lebih gayeng dan segar.

(Bersambung)

*Hayyun Nur adalah  Ketua Formatur APRI Cabang Donggala

**Hidayatudin adalah  Sekretaris Formatur APRI Cabang Donggala

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun