Mohon tunggu...
Hayyan Khun
Hayyan Khun Mohon Tunggu... -

Berfikir sukes hari ini dan esok. Bertindak sukses untuk hari ini. Menikmati sukses sekarang dan selamanya.....amin..."just pray"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Antara Hasrat, Rasio, dan Sepeda Motor

21 Desember 2012   02:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:17 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Logikanya, anda tidak mungkin mau membeli produk sepeda motor tahun 2001 dari produsen (misal Kawasaki, Honda, Yamaha), ketika produsen tersebut pada tahun 2012 ini mengeluarkan sepeda motor lagi, yang lebih canggih tentunya. Dan ini meliputi hampir seluruh produk kapitalis. Kebaruan dan ketertarikan inilah yang disebut sebagai hasrat aksiomatik / hasrat hasil saringan logika kapitalisme, dan seketika itu pula kita menjadikan tubuh ini sebagai tubuh fasis, yaitu tubuh yang dijejali oleh realitas eksternal tanpa jelasjluntrungnya terhadap diri kita selain hanya sebentuk kesadaran palsu.

Inilah kegilaan yang penulis maksudkan, kegilaan yang melogikan/membolehkan semua hal terjadi.

Mau tidak mau kita harus kembali ke jalur hasrat murni kita. Di sini kita harus menengok hasrat ala Delauze-Guattari. Mereka berdua (Delauze-Guattari) melalui salah bukunya (Anti Oedipus: Capitalism and Schzophrenia I) memberikan sedikit lini pelarian dari hal-hal yang terjadi saat ini. Skizoanalisis sebagai lini pelarian dapat diartikan sebagai usaha medobrak kesadaran palsu dan segala bentuk ketergantungan manusia pada gaya hidup neurotis dan fasis (gaya hidup hedonis materialistis-happynes-yang penting senang) (Bdk. Agustinus Hartono; 2007). Hasrat disini dapat berperan sebagai sebuah mesin hasrat (a desire mechine-istilah ini murni tanpa metafora), karena dia berupa mesin maka hasrat tersebut akan selalu menjadi energi positif-kreatif yang dapat diarahkan ke dalam Tubuh Tanpa Organ. Tubuh Tanpa Organ inilah yang dapat menjadikan tubuh kita sebagai tubuh non fasis sekaligus skizoid.

Tubuh Tanpa Organ menurut penulis adalah ladang kreatifitas itu sendiri. Lalu di mana letak Tubuh Tanpa Organ tersebut? Sekali lagi, jika melihat konteks pembahasan ini penulis cenderung mengarahkan Tubuh Tanpa Organ ini berada tepat diatara Kekadaluarsaan dan Kebaruan suatu produk kapitalis. Di antara dua hal inilah sebenarnya bom waktu kapitalisme akan meledak. Contoh: Saat Anda bosan dengan Satria model lama, maka Anda dengan hasrat aksiomatik cenderung akan berganti dengan Satria model FU. Nah, pertanyaanya, bagaimana jika Anda tetap setia dengan motor Satria lawas tahun 2002 tanpa Anda membeli motor Satria lagi dengan Model FU tahun 2012? Jawabannya singkat: Kapitalisme akan kolaps. Hal ini berlaku untuk semua produk kapitalis. Kesimpulannya, anda di sini dan saat ini juga dapat menerapkan metode ini sekaligus menyudahi dominasi kapitalisme. Saat anda setia dengan barang lawas anda atau bahkan tidak mau sama sekali mengkuti trend kapitalis, maka saat itulah tubuh non fasis sekaligus skizoid terbentuk pada diri anda. Maka anda dapat hidup abnormal dengan kaca mata normal. Andalah orang merdeka itu.

Ngawi-Jogjakarta, 20 Desember 2012


Daftar Pustaka:

- Abdullah, Subandi Idy. 1997. Lifestyle Ectasy: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia. Bandung: Mizan.

- Deleuze, Gilles dan Guattari, Felix. 1989. Anti Oedipus: Capitalism and Schzophrenia I. Terjemah Helen R. Lane. Minneapolis: University of Mennesota.

- Hartono, Agustinus. 2007. Skizoanalysis Delauze-Guattari. Yogyakarta: Jalasutra.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun