Perhitungan proporsi bukaan jendela terhadap dinding menjadi langkah awal merancang desain bangunan yang efisien. Simulasi menunjukkan perbandingan dinding dan jendela sebesar 23,3%, dengan penekanan pada orientasi utara dan selatan untuk menghindari silau matahari. Strategi ini mendukung kenyamanan ruangan, dengan bagian barat yang memiliki fungsi servis memiliki rasio 0%.
Pencahayaan alami menjadi faktor penting dalam menciptakan kenyamanan visual dan efisiensi energi dalam bangunan. Simulasi menggunakan Sefaira menunjukkan bahwa pencahayaan alami di Gedung FPEB UPI sudah memenuhi standar SNI, dengan rata-rata 300 lux, sedangkan standar SNI mencantumkan 250-300 lux. Â Â Â
Konsumsi energi bangunan ini, sebesar 30 kWh/m2/tahun, di bawah standar Intensitas Konsumsi Energi di Indonesia untuk gedung sekolah. Namun, simulasi melalui Sefaira mengidentifikasi strategi perubahan desain, termasuk penambahan skylight, peningkatan Window-to-Wall Ratio (WWR), dan penggunaan shading, yang dapat menghasilkan konsumsi energi lebih efisien hingga 29 kWh/m2/tahun.
Desain terbaru ini tidak hanya meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga memberikan peningkatan pencahayaan alami dan mengurangi paparan sinar matahari langsung. Dengan menggabungkan keunggulan ini, gedung FPEB UPI mewujudkan visi bangunan berkelanjutan yang adaptif terhadap tantangan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H