So, lets just pretend
Everything and anything
Between you and me
Was never meant
Bukan, American Football yang penulis maksud pada judul artikel ini tidak merujuk kepada olahraga asal Amerika Serikat yang hanya dimainkan oleh warga AS itu sendiri. Namun, American Football yang dimaksud adalah band midwest emo asal Illinois yang sempat bubar pada tahun 2000 yang kemudian kembali lagi pada tahun 2014. Sejujurnya, band ini memperkenalkan penulis kepada sub-genre midwest emo yang memang sama sekali tidak terlalu populer bila dibandingkan dengan genre-genre lainnya yang terdapat di pasar musik. Pada awalnya penulis mengira bahwa semua band midwest emo mempunyai karakteristik suara yang sama dengan American Football, yaitu mempunyai vokal yang lembut dengan dukungan lirik yang minimalis namun puitis dan melodi yang menenangkan dengan jiwa easy-listening yang menciptakan antusiasme nostalgia tanpa berlebihan. Jangan lupa juga dengan suara twinkly mereka yang khas dan selalu eksis dalam lagu-lagu midwest emo!
Penulis kemudian mencoba untuk mencari band midwest emo yang memiliki karakteristik yang sama dengan American Football. Penulis sempat kesulitan dalam melakukan ini karena band midwest emo pada umumnya memiliki dinamika musik yang dinamis dari keras ke lembut dan vokal yang terdengar off-key dengan iringan teriakan. Kedua hal tersebut sayangnya tidak dimiliki oleh band American Football yang sebagai band midwest emo memiliki ciri khas yang jauh lebih santai.
Penulis akhirnya menemukan bahwa American Football mengombinasikan genre math rock dan beberapa elemen post-rock ke dalam musik mereka sehingga mereka mampu tampil berbeda dibandingkan band-band midwest emo lainnya. Hal ini tentunya mengundang beberapa keraguan serta pertanyaan apakah band ini benar-benar dapat dikategorikan sebagai emo atau tidak. Pada hal ini, penulis tidak perlu ambil pusing karena menjadi elitis dalam musik hanya akan membuang waktu dan energi secara sia-sia. Kabar baiknya, setelah menguras waktu yang cukup banyak untuk mengurasi band-band yang bertebaran, penulis berhasil menemukan beberapa band yang benar-benar memiliki karakteristik suara yang mirip dengan American Football, khususnya dengan album pertama mereka.
Berikut adalah rekomendasi enam album dari enam band bagi para penggemar American Football yang tentunya bisa didengar di layanan streaming kesukaan kalian!
Pertama dan yang paling utama adalah album Farewell to Introductions yang merupakan karya Maya Shore. Band yang dibentuk di Utah pada tahun 1997 ini sempat merilis album berjudul Farewell To Introductions pada tahun 2000. Nuansa keseluruhan album tersebut mengingatkan penulis kepada album American Football yang pertama dengan liriknya yang secara kuantitas dapat dibilang cukup (tidak terdapat banyak lirik karena Maya Shore lebih mengedepankan instrumen sebagai selling point mereka, hal sama yang dilakukan oleh American Football) dan memiliki vibe yang melankolis. Vokal yang mendampingi lagu-lagu pada album ini mempunyai ciri khas yang lembut. Melodi yang dimainkan juga dapat dikategorikan sebagai menenangkan dan soothing walaupun sejujurnya beberapa lagu di album tersebut terdengar lumayan keras bila dibandingkan dengan album pertama American Football (untungnya masih dalam tingkatan yang dapat ditoleransi). Akan tetapi, secara keseluruhan Farewell to Introductions merupakan album yang amat layak untuk disandingkan dengan album pertama American Football. Album ini cocok untuk didengar saat sedang santai maupun galau karena temponya yang cukup lambat. Sebagai catatan, Maya Shore merupakan band yang sangat underrated, hal ini terlihat dengan jumlah pendengar bulanan di Spotify yang hanya mencapai di angka 200-an.
Album selanjutnya adalah album self-titled besutan Penpal. Band Penpal sendiri dibentuk pada tahun 2008 di Illinois oleh dua mantan gitaris band Marquette bernama Steve dan Brett. Penpal memiliki lirik yang jauh lebih minimalis dibandingkan dengan album pertama American Football sehinga instrumen memainkan peran yang lebih menjonjol. Hal ini masuk akal mengingat Steve dan Brett merupakan gitaris alih-alih vokalis. Beruntungnya, mereka berdua berhasil menciptakan suasana murung yang atmospheric layaknya album pertama American Football dengan jumlah lirik yang jauh lebih sedikit. Berbeda dengan Farewell to Introduction, instrumen Penpal jauh lebih faithful kepada album pertama American Football sehingga kesenduan yang tercipta mampu mengingatkan para pendengar kepada AF dengan jauh lebih mudah. Hal ini juga terbantu dengan dinamika album yang tidak seekstrem Farewell to Introduction.
Momen paling tepat untuk mendengarkan album Penpal adalah ketika sedang gerimis. Alunan pelan gitar Penpal yang syahdu mampu memberikan makna kepada setiap rintisan air yang jatuh mengeluh. Tidak perlu lirik bertele-tele yang mengisahkan apapun ketika mereka mampu mengubah alat musik menjadi alat komunikasi. Penpal juga dapat dikategorikan sebagai band underrated layaknya Maya Shore mengingat mereka memiliki kurang dari 600 pendengar setiap bulannya. Penulis juga ingin mengingatkan bahwa Penpal memiliki lagu berjudul The One That Used to Have a Wurlitzer yang merupakan referensi terhadap lagu The One with The Wurlitzer karya American Football!