"Nek...terimakasih, tapi kami masih punya persediaan beras yang cukup. Jadi beras ini buat nenek saja". Balas Rizal sambil tersenyum seraya menyodorkan bakul tersebut ke tangan nenek.
 "Kenapa nak?" tanya nenek dengan nada keheranan.
 "Ndak apak-apa ...kami baru belanja kemaren kok nek",Jawab Rizal.
Dengan menampakkan raut muka sedikit kecewa si nenek menggeserkan badannya agak mundur.
"Nak...apa jika menerima ini kamu takut kalau nenek tidak bisa makan lagi? Apa orang semiskin nenek tidak patut untuk bersedekah? "Bukankah Allah Maha Kaya?"dan akan menjamin rezeki hambaNya?"Jelas nenek sambil beranjak akan pergi.
Mak jleebbbb....Rizal  merasa ulu hatinya tertusuk sesuatu yang tajam. Dia melongo ,dan dalam beberapa detik  benar-benar speechless tidak mampu mengeluarkan sepatah katapun. Sungguh pernyataan yang tak disangka-sangka keluar dari seorang nenek tua.
"Ayah...ayah...ayo berangkat..". Panggilan anak-anak menyadarkannya dari lamunan. Segera ia merebut kembali bakul di tangan si nenek.
" Terimakasih ya nek berasnya, semoga berkah..."ujar Rizal.
" Aamiin Ya Robbal Alamiin..sama-sama nak".Balas si nenek.
 'Maaf ya nek saya harus buru-buru pergi, sudah agak siang takutnya anaka-anak terlambat",pungkas Rizal sambil menyalakan mesin.
Sepanjang perjalanan Rizal hanya diam tidak seperti biasanya berbincang-bincang dengan anak-anak. Kebiasan setiap berangkat dalam perjalanan digunakan berbincang sambil belajar. Sesekali diselingi tebak-tebakan pelajaran sambil bersendagurau. Pikirannya masih terbayang obrolan dengan si nenek tadi. Ya Allah...apa yang telah ku lakukan tadi pagi. Astaghfirullah...bukan maksudku mengecilkanMu Ya Robb. Namun hanya tak tega menerima sesuatu pemberian dari seseorang yang saya tahu dia masih dalam kesusahan. "Yah...Ayah...kita sudah sampai", kata si kecil mengagetkannya.