Mohon tunggu...
Yusuf Anshori
Yusuf Anshori Mohon Tunggu... Administrasi - official account

Solo, kadang normal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aku dan pelacur

26 November 2010   02:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:17 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memang saya besar dan tumbuh dikawasan acakadut kayak begitu. Hanya saja orang tua saya sangat keras melindungi anak-anaknya. Sehabis maghrib, tak ada seorangpun anak-anaknya yang boleh keluar rumah. Segala keperluan anak-anaknya dicukupi. Dari televisi sampai aneka majalah dan bahan bacaan. Intinya, jangan keluar rumah dimalam hari.

Tapi suka tidak suka terjadi pula interaksi. Saya pada akhirnya berinteraksi dengan si pelacur yang bernama Konyil tadi. Pada masa itu, saya masih SD kelas 3, saya tidak faham apa profesi si Konyil itu, saya sering dimanjakan dengan aneka jajanan dan aneka mainan. Termasuk diantaranya dia mengenalkan saya pada bioskop. Untuk sekedar nonton bioskop perlu berjalan kaki sejauh 500 meter. Dan si Konyil menggendong saya pulang pergi. Ada beberapa film yang masih saya ingat ketika nonton sama si Konyil tadi. Diantaranya : Superman, Tarzan : King of the Apes dan Fist of Fury-nya Bruce Lee. Dalam setiap interaksi, si Konyil selalu mensyaratkan dan menasehati saya agar selalu rajin belajar agar menjadi tentara, polisi atau dokter. Kata-kata yang kemudian saya anggap luar biasa ketika kelak saya tahu apa profesi si Konyil.

“Hubungan” saya dengan Konyil terputus ketika Bapak saya mengetahuinya. Saya dimarahi habis-habisan dan puluhan kali pukulan sandal mendarat di pantat saya. Seluruh mainan dan pemberian si Konyil habis dibuang. Sebuah sikap wajar yang kelak saya fahami dari seorang Bapak yang ingin melindungi anaknya.

Tak lama kemudian si Konyil, beserta seluruh copet, pelacur dan preman diarea itu menghilang ketika peristiwa Penembak Misterius (Petrus) merajalela. Entah, sampai sekarang saya tak tahu dia ada dimana. Ada yang bilang dia telah jadi orang baik-baik di disebuah desa. Ada yang bilang turut tewas dalam peristiwa Petrus itu.

Yang hendak saya ceritakan adalah bahwa ada beberapa bagian dari kita yang suka tidak suka berinteraksi atau bahkan terkotori oleh sejarah kelam orang lain. Atau bahkan ada diantara kita justru masih mengukir sejarah kelam sendiri. Tapi inilah dunia, tidak ada cahaya tanpa gelap. Dan dalam kegelapan, seharusnya cahaya yang dicari, bukan kain hitam. That’s all folks!

http://cobrotan.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun