Bait ini berisikan pesan dari sang ayah kepada anaknya, bahwa generasi muda harus tetap melanjutkan perjuangan sesuai dengan zamannya. Dalam membangun jalan yang lebih baik, kita dapat belajar dari para pejuang terdahulu. Bait “Kau bisa membuang sampah jamanku, untuk membersihkan jamanmu” memiliki makna bahwa generasi muda dapat memberantas tindak kejahatan yang biasa terjadi di masyarakat seperti korupsi. Hal tersebut akan membuat zaman para generasi muda menjadi lebih “bersih” dari sebelumnya.
Kita sebagai generasi muda dapat menanamkan nilai-nilai antikorupsi di masyarakat. Kejujuran dan tanggung jawab merupakan hal yang paling penting bagi seseorang dalam menghindari tindak korupsi. Gaya hidup yang kurang baik juga dapat menjadi bumerang kepada diri sendiri.
Bait lain dalam puisi “Kepada Anakku” :
Ingatlah anakku,
Kau tak akan pernah benar-benar merdeka
Sebelum kau mampu melepaskan diri
Dari belenggu perbudakan oleh selain Tuhanmu
Termasuk penjajahan nafsumu sendiri.
Gus Mus percaya bahwa seseorang dapat memperoleh kemerdekaan diri yang hakiki ketika telah dapat mengendalikan diri. Pengendalian diri di sini berupa tindakan atas kemampuan membantai keinginan dan nafsu yang ada dalam diri sendiri. Korupsi dapat timbul dari ketidakmampuan manusia dalam mengendalikan hawa nafsunya. Kedudukan, kesempatan, dan keserakahan merupakan suatu akar penyebab dari korupsi.
Maka dari itu, puisi tersebut memiliki peran yang penting dalam upaya mengurangi tindak korupsi oleh para “oknum nakal” yang bermain di atas panggung sandiwaranya. Selain itu, puisi tersebut memberikan kesadaran agar seseorang dapat mengendalikan hawa nafsunya, termasuk nafsu berkuasa dan menimbun harta atau nafsu duniawi.
Bait selanjutnya dalam puisi “Kepada Anakku” :
Oh anakku..