Mohon tunggu...
Hayaa Azzahra
Hayaa Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Love to see different culture from the others

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Kepada Anakku, Tuturan Mustofa Bisri akan Hawa Nafsu Manusia

7 November 2023   18:05 Diperbarui: 7 November 2023   18:06 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bait ini berisikan pesan dari sang ayah kepada anaknya, bahwa generasi muda harus tetap melanjutkan perjuangan sesuai dengan zamannya. Dalam membangun jalan yang lebih baik, kita dapat belajar dari para pejuang terdahulu. Bait “Kau bisa membuang sampah jamanku, untuk membersihkan jamanmu” memiliki makna bahwa generasi muda dapat memberantas tindak kejahatan yang biasa terjadi di masyarakat seperti korupsi. Hal tersebut akan membuat zaman para generasi muda menjadi lebih “bersih” dari sebelumnya.

Kita sebagai generasi muda dapat menanamkan nilai-nilai antikorupsi di masyarakat. Kejujuran dan tanggung jawab merupakan hal yang paling penting bagi seseorang dalam menghindari tindak korupsi. Gaya hidup yang kurang baik juga dapat menjadi bumerang kepada diri sendiri.
 
Bait lain dalam puisi “Kepada Anakku” :

Ingatlah anakku,

Kau tak akan pernah benar-benar merdeka

Sebelum kau mampu melepaskan diri

Dari belenggu perbudakan oleh selain Tuhanmu

Termasuk penjajahan nafsumu sendiri.

Gus Mus percaya bahwa seseorang dapat memperoleh kemerdekaan diri yang hakiki ketika telah dapat mengendalikan diri. Pengendalian diri di sini berupa tindakan atas kemampuan membantai keinginan dan nafsu yang ada dalam diri sendiri. Korupsi dapat timbul dari ketidakmampuan manusia dalam mengendalikan hawa nafsunya. Kedudukan, kesempatan, dan keserakahan merupakan suatu akar penyebab dari korupsi. 

Maka dari itu, puisi tersebut memiliki peran yang penting dalam upaya mengurangi tindak korupsi oleh para “oknum nakal” yang bermain di atas panggung sandiwaranya. Selain itu, puisi tersebut memberikan kesadaran agar seseorang dapat mengendalikan hawa nafsunya, termasuk nafsu berkuasa dan menimbun harta atau nafsu duniawi.

Bait selanjutnya dalam puisi “Kepada Anakku” :

Oh anakku..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun