Mohon tunggu...
Hawalluddian Haboetarian
Hawalluddian Haboetarian Mohon Tunggu... Penerjemah - Pengamat Timur Tengah dan Dunia Islam

Hidup indah, damai dan tenteram

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perseteruan Antara Bani Hasyim dan Bani Umayyah

9 November 2020   11:26 Diperbarui: 28 April 2021   20:00 2343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyimak Kisah Perseteruan Antara Bani Hasyim dan Bani Umayyah (sigmund/unsplash)

Mahmud Abbas al-Aqqad berpendapat bahwa Bani Umayyah memiliki ambisi besar untuk mengambil kekuasaan sejak zaman Nabi Muhammad, namun mereka menahannya sampai Usman bin Affan, yang merupakan salah satu dari mereka, mengambil alih kekuasaan. 

Dan ketika Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah, mereka pun tidak siap kehilangan kekuasaan, maka terjadilah perseteruan yang berakhir dengan naiknya Muawiyah bin Abu Sufyan ke tahta kekuasaan dan berdirinya khilafah Umayyah pada tahun 661 Masehi.

Pemberontakan Bani Hasyim

Banyak orang yang memusatkan perhatiannya pada periode permulaan khilafah Islam. Di benak mereka terpatri doktrin bahwa Bani Umayyah telah memenangi perseteruannya lawan Bani Hasyim. Tetapi pada kenyataannya bahwa perseteruan tidak berhenti di situ.

Bani Hasyim melancarkan pemberontakan lawan Bani Umayyah lebih dari sekali.

Pada tahun 680 Masehi, pemberontakan pertama dipimpin oleh Hussein bin Ali, putra Ali bin Abi Thalib, dan cucu Nabi Muhammad, dan berakhir dengan kematiannya dalam pembantaian Karbala.

Pada tahun 741 Masehi, pemberontakan Zaid bin Ali bin Hussein melawan Hisham bin Abdul Malik di Kufah. Pemberontakan tersebut didukung secara finansial oleh Imam Abu Hanifa, pendiri mazhab Hanafi. Namun dapat dikalahkan oleh Bani Umayyah yang dipimpin oleh Gubernur Irak, Yusuf bin Umar al-Thaqafi.

Pada tahun 746 Masehi, Abdullah bin Muawiyah, cucu Ja'far bin Abi Thalib, memberontak pada masa pemerintahan khalifah Umayyah Marwan bin Muhammad, setelah ia dibaiat oleh penduduk Kufah, namun dapat dikalahkan oleh Bani Umayyah yang dipimpin oleh Gubernur Irak, Abdullah bin Umar bin Abdul Aziz. Abdullah bin Muawiyah akhirnya lari ke Khurasan.

Khurasan merupakan tempat perlindungan pada pemberontak.

Bani Umayyah memberi kedudukan khusus kepada orang-orang Arab daripada orang-orang yang berasal dari bangsa-bangsa lain. 

Lebih daripada itu, penguasa Khurasan, Asyras bin Abdullah al-Salami, menerapkan pajak keselamatan jiwa kepada seluruh penduduk Khurasan, bahkan kepada yang telah masuk Islam sekalipun. Kebijakan tersebut menimbulkan keinginan di antara penduduk Khurasan untuk lepas dari pemerintahan Umayyah dengan cara apa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun