"Syukurlah"
"Nyet, apa disana kau dekat dengan yang namanya Butet?, itu perempuan yang jadi pengajar suku anak dalam di Jambi, aku pernah liat dia di Metro TV"
"Kurang tau Mon, aku baru nyampe, kalau ada nanti aku kasih tau, kenapa?
"Aku kagum padanya, dia sungguh-sungguh menginspirasi, layak dijadikan contoh, dulu aku pernah bercita-cita jadi seperti dia, pulang ke kampung, mengajar anak-anak, membantu mereka menggapai mimpi dan cita-cita, anak-anak itu harus dapat pendidikan yang baik, setidaknya mereka bisa baca dan tulis, jadi mereka tidak bodoh dan dibodohi orang-orang rakus dan serakah, aku kagum sekali sama Butet itu, dia rela menghabiskan waktunya untuk anak-anak di sana, nanti kalau ketemu titip salam ya, sekalian minta fotonya"
"Iya, nanti aku  usahain, jadi gurunya kok ndak jadi Mon?"
"Hahahhaah, sekarang aku jadi pengurus panti di Nyet, bantu dikit-dikit, toh dimanapun sama saja, yang penting niat kita ikhlas membantu"
"manteppppppppppp"
"Mon, aku pengen makan pempek"
"Jangan, manja-manja gitu Nyet, bukan muhrim, hahahahahhahahahhah"
"Tapi janji kan, kau idak selingkuh....!"
"Iya, sewot amat"