Mohon tunggu...
Havistyo Ari Nurogo
Havistyo Ari Nurogo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa dari FISIP, demikian saya menyukai isu-isu yang berkaitan dengan fenomena sosial.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Fenomena Viralisme: Mengapa Hanya yang Viral yang Dibantu?

9 Desember 2024   19:12 Diperbarui: 9 Desember 2024   19:12 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari dua kasus ini, ada pelajaran penting yang dapat kita ambil. Pertama, bantuan adalah hal baik, tetapi sebaiknya diberikan dengan memperhatikan keadilan dan kebutuhan. Kedua, kita perlu berhati-hati dalam merespons sesuatu yang viral. Jangan sampai tindakan kita hanya didorong oleh rasa ingin ikut tren, tanpa memahami konteks dan dampaknya.

Pada akhirnya, sebagai masyarakat, kita perlu lebih bijak dalam menyikapi fenomena sosial. Empati bukanlah soal mengikuti tren, tetapi tentang kepedulian yang konsisten kepada siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang popularitas kasusnya.

Catatan: Artikel ini ditulis untuk menyampaikan sudut pandang yang seimbang dan mengajak pembaca untuk berpikir lebih kritis. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun