"Alhamdulillah kegiatan sudah sukses, berjalan lancar dan semua pihak bersedia ikut membantu" tutur Kadus II selaku kepala wilayah dukuh Gatak, Gunardi. Kegiatan ini juga sebelumnya sudah meminta kerjasama dan berkoordinasi dengan pihak BBWS BS tentang teknis pelaksanaan.
"Iya, kami akan siap membantu jika aliran sungainya mengalir atau disurutkan terlebih dahulu. Silahkan bisa diantar untuk surat perizinannya" ucap Pak Yuli, salah satu anggota Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.
Walaupun desa Bero termasuk dalam salah satu desa di Trucuk yang sudah maju, namun keadaan sungai di desa tersebut secara keseluruhan bisa digolongkan sebagai daerah yang kumuh karena masyarakat pun sudah tidak peduli dengan lingkungan mereka sendiri, tidak merasa bersalah jika membuang sampah ke sungai. Partisipasi warga untuk ikut menjaga lingkungan masih kurang, tempat sampah di setiap rumah masih sangat minim, maka mereka mengelola sampah dengan cara dibakar atau langsung membuangnya ke sungai.
Dengan terlaksananya program kerja bakti susur sungai, warga Desa Bero diharapkan lebih peduli terhadap kebersihan sungai dan sadar untuk menghentikan kebiasaan buruk membuang sampah ke sungai yang dampaknya akan membuat aliran sungai tersumbat kemudian menimbulkan banjir ketika musim hujan datang. Pada akhirnya warga akan merasakan sendiri dampak yang dapat muncul akibat ulah mereka sendiri.
Penyelenggara UNNES GIAT : Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata, LPPM UNNES
#bersama UNNES GIAT, membangun Indonesia dari Desa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H