“ya allah apa salah dan dosa hambamu ini? kenapa semua orang membenci hamba?,ucapnya sambil menangis.”
Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang menghampiri Tasya.
“Sya kamu kenapa?.”
Tasya pun mengusap air matanya dan berkata
“Enggak kek Tasya gapapa kok.”
“sudahlah kamu jangan bohong sama kakek,memangnya kamu ada masalah apa sampai kamu menangis seperti ini?.”
“Enggak kek,Tasya gak apa-apa kok.”
“Ayolah Sya cerita sama kakek,kakek gak mau melihat cucu kesayangan kakek sedih seperti ini,”ucapnya dengan lembut.
“Tasya sedih kek”
“Kamu sedih kenapa nak?,gak biasanya kamu seperti ini,apa kamu ada masalah?.”
“Tasya sedih,kenapa semenjak ayah dan ibu meninggal seluruh warga kampung
Jadi benci sama Tasya?,apa salah dan dosa Tasya sama mereka? Kenapa mereka
Membenci Tasya tanpa sebab?” ucapnya sambil bercucuran air mata.
“Yang sabar ya nak,meskipun mereka membenci kamu,kamu gak boleh benci
dan dendam sama mereka,kamu harus tetap ramah,perbanyaklah berdoa
kepada allah supaya hati mereka luluh dan semoga mereka cepat sadar.”
“baik kek Tasya akan selalu mengingat pesan kakek,Tasya bersyukur karena mempunyai kakek yang baik”
“sama-sama,kakek juga sangat bersyukur mempunyai cucu yang baik seperti kamu”
Setelah Tasya mendengar nasehat dari kakeknya ia pun menjadi bersemangat
Kembali,namun ada satu hal yang masih mengganjal di dalam hati Tasya yaitu
Ia ingin sekali membahagiakan kakeknya yang telah merawat dirinya dengan
Penuh kasih saying.
“kasihan kakek,di usianya yang tak muda lagi ia masih saja bekerja keras
Untuk menafkahiku,aku tidak boleh diam saja! Demi membahagiakan kakek
Apapun akan aku lakukan,mulai hari ini aku harus terus bersemangat dan tidak
Boleh berputus asa,ucapnya di dalam hati.”
“kek.”
“iya Sya.”
“kek,Tasya mau minta izin sama kakek.”
“minta izin?”
“iya kek.”
Memangnya kamu mau kemana Sya? Kenapa sampai minta izin segala?
“kek mulai besok Tasya mau berangkat kejakarta,Tasya mau mencari kerjaan disana,soalnya kakek tau sendirikan setiap Tasya ngelamar kerja disini lamaranTasya selalu ditolak,siapa tau kalau Tasya merantau ke Jakarta,Tasya bisa dapat pekerjaan disana.”
Setelah sang kakek mendengar perkataan cucunya yang ingin pergi ke Jakarta
Ia pun terdiam tak bisa bekata apa-apa.
“kek,kakek kenapa diam?”
“a …”a …,enggak,enggak apa-apa kok”
“Jadi?,apa keputusan kakek?”
“sebenarnya …”kakek enggak mau kamu pergi kesana Sya”
“kenapa kek?,tanya Tasya yang penasaran dengan jawaban kakeknya yang tak
mengizinkannya pergi ke Jakarta.”
“kakek khawatir sama kamu Sya,kakek takut terjadi apa-apa sama kamu,apalagi
Kamu ini perempuan,jawabnya”
“kek,kakek jangan khawatir,insya allah Tasya akan baik-baik aja kok,Tasya yakin
Allah akan selalu menjaga Tasya dimana pun Tasya berada,ucapnya meyakinkan sang kakek”
seusai Tasya meyakinkan sang kakek,dengan berat hati akhirnya sang kakek
mengizinkan cucu kesayangannya untuk pergi merantau ke Jakarta.
Tasya adalah seorang gadis cantik berusia dua puluh tahun,ia berasal dari
keluarga yang sangat kaya raya,ayahnya yang bernama Rusdi adalah seorang
koki terkenal sehingga ia mendirikan sepuluh restoran di berbagai daerah
salah satunya yaitu Jakarta,sedangkan ibunya yang Bernama Alma adalah
seorang desainer terkenal,tetapi sayangnya mereka berdua telah meninggal
dunia saat Tasya berusia sepuluh tahun dan tempat usaha mereka pun di
hancurkan oleh warga dikarenakan isu yang tidak benar bahwa kedua orang tua
Tasya telah melakukan kemusyrikan,isu ini tersebar luas ke berbagai daerah
Sehingga kedua orang tua Tasya dihakimi oleh masa sampai meninggal dunia
Sejak saat itulah Tasya di asuh oleh kakeknya di kampung,meskipun sang kakek
hanya seorang pedagang gorengan keliling,ia rela melakukan apapun demi cucu kesayangannya.
“baiklah nak,kakek akan mengizinkan kamu pergi ke Jakarta,jawabnya”
“Alhamdulilah,makasih kek,jawab Tasya sambil tersenyum gembira”
Dengan perasaan bahagia Tasya pun pergi ke kamarnya
“aku sudah tidak sabar menunggu hari esok,sebaiknya aku Bersiap-siap terlebih
dahulu supaya besok pagi aku tidak kerepotan menyiapkan barang-
barangku,ujarnya”
Disisi lain sang kakek terus berpikir mengkhawatirkan cucu kesayangannya
pergi merantau ke Jakarta meninggalkannya seorang diri,ia terus menangis
sepanjang malam sambil berdoa meminta keselamatan dan kesehatan untuk cucunya.
Pagi pun tiba.
“Ah akhirnya,waktunya berangkat!”
Tasya pun keluar dari kamarnya sambil menggendong tas
“kek …”kakek …,teriak Tasya memanggil kakeknya”
Tak lama kemudian sang kakek menghampiri Tasya.
“kek hari ini Tasya mau pamit sama kakek,doakan Tasya ya kek,mudah-
mudahan Tasya mendapatkan pekerjaan di Jakarta dan menjadi orang yang sukses disana”
“iya nak,kakek akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu
“kakek baik-baik ya disini,Tasya janji kalau Tasya udah sukses,Tasya akan
membahagiakan kakek,apapun yang kakek inginkan insya allah akan Tasya
kabulkan,ucapnya memeluk sang kakek sambil meneteskan air mata”
niatmu sungguhlah mulia cucuku,tetapi kakek tidak membutuhkan apapun
darimu,melihat kamu sehat dan baik-baik saja itu sudah cukup buat kakek”
“iya kek,jawabnya sambil tersenyum”
“Ingat pesan kakek,kalau nanti kamu sudah menjadi orang yang sukses,jangan
sampai menjadi orang yang sombong,tetaplah ramah kepada semua orang
bantulah orang-orang yang membutuhkan dan yang paling penting jangan
sampai kamu meninggalkan sholat,baik dalam keadaan susah maupun senang
kamu harus melaksanakannya”
“baik kek,Tasya akan selalu ingat nasehat kakek”
“oh iya,ini kakek ada sedikit uang buat kamu pergi ke Jakarta”
“enggak usah kek,mending uang ini untuk kakek aja,kalau sasalah ongkos ke
Jakarta Tasya ada kok”
“Tapi …”
Sudahlah kek,kakek jangan khawatir,jawabnya”
“Tasya pamit ya kek”
Sang kakek hanya bisa tersenyum
“assalammualaikum,ucap Tasya memberi salam”
“waalaikum salam”
Setelah ia berpamitan Tasya pun bergegas pergi ke halte bus,ia sangat
Yakin bahwa dirinya akan menjadi orang yang sukses.
Namun saat Tasya hampir sampai halte,ia bertemu dengan salah satu
tetangganya.
“mau kemana kamu?,tanyanya dengan nada yang ketus”
“ini bu,saya mau ke Jakarta,jawab Tasya dengan lembut”
“memangnya kamu mau ngapain kesana?’
“anu bu”saya mau cari pekerjaan”
“apa! Kamu mau cari kerja di Jakarta?”
“iya bu”
“hahahaha kamu itu waras gak sih,Jakarta itu keras,paling-paling nanti kamu
disana jadi gembel,ya mentok-mentok kalau kamu dapat kerja,ya …. Jadi
kupu-kupu malam,ucap wanita itu sambil berjalan meninggalakan Tasya”
Tasya hanya terdiam sambil meneteskan air mata mendengar semua perkataan
tetangganya,setelah itu ia pun melanjutkan perjalanannya untuk pergi ke halte,
saat ia sampai,Tasya pun bergegas naik kedalam bus.
Beberapa jam kemudian,hatinya merasa senang karena akhirnya ia telah
sampai ketempat tujuannya yaitu jakarta
“yo Jakarta Jakarta,apa ada yang berhenti di Jakarta? Ucap supir bus”
“saya bang,jawabnya”
Tasya pun membayar ongkos dan bergegas turun
“Alhamdulilah akhirnya sampai juga di Jakarta,ya allah mudahkanlah segala
urusan hambamu ini,mudah-mudahan aku bisa dapat kerjaan disini,ucapnya”
dengan keyakinan hati yang kuat ia pun mulai mencari lowongan kerja diisana,
Langkah demi Langkah ia telusuri,hinga tak terasa hari pun mulai gelap
“Duh udah sore lagi perutku laper banget,kerjaan belum dapet,ya allah hamba
Harus kemana lagi?,lebih baik aku cari musola dulu deh,ucapnya”
Dengan tubuh yang letih dan perut keroncongan,Tasya pun mencari musola
supaya ia bisa melaksanakan sholat.
Singkat cerita,setelah Tasya selesai menunaikan sholat,ia terus menerus berdoa
tanpa henti,menceritakan kelu kesah yang ada di dalam hatinya kepada sang
maha pencipta dan tanpa disengaja seorang wanita yang ada di belakangnya
mendengarkan doa Tasya,wanita itu merasa iba kepadanya dan ia pun
mencoba menghampiri Tasya
“nona!,ucap wanita tersebut memanggil Tasya”
Tasya pun menoleh kearah Wanita tersebut.
“Non Tasya!,ini bener non Tasya kan? Ujar Wanita itu”
“iya saya Tasya,maaf mba ini siapa ya?,tanya Tasya kebingungan”
“ini saya non,Risna yang dulu sering kerumah non Tasya,jawabnya”
Tasya terdiam sejenak untuk mengingat Wanita tersebut
“Oh iya!,aku baru ingat,jawabnya”
“non Tasya apa kabar?”
“alhamdulilah baik mba,mba sendiri gimana kabarnya?”
“alhamdulilah non saya baik-baik saja,jawab Risna sambil tersenyum”
“alhamdulilah kalau gitu mba”
“iya non,oh iya ngomong-ngomong ngapain non datang ke Jakarta? Apa non
Ada perlu?,ucapnya penuh dengan tanya”
“bukan mba,tapi saya jauh-jauh datang kesini hanya untuk mencari pekerjaan,
Semenjak ayah dan ibu meninggal,saya di asuh oleh kakek di kampung”
“oh gitu,yang sabar ya non,saya sangat prihatin mendengarnya,sebenarnya
Saya juga enggak percaya dengan isu itu karena saya percaya pak Rusdi dan bu
Alma itu orang yang baik,mereka selalu membantu orang-orang yang sangat
membutuhkan,khususnya saya pribadi,oh iya,non bilang lagi cari kerjaan?”
“iya mba,memangnya kenapa?,tanya Tasya”
“hmmmmm kalau non mau,saya punya kerjaan buat non,kebetulan
saya mendirikan restoran di daerah sini dan kebetulan saya lagi membutuhkan
pegawai tapi hanya bagian kasir,gimana?apa non Tasya mau?,
Tanya Risna menawarkan pekerjaan kepada Tasya”
“iya mba,saya mau,alhamdulilah ya allah akhirnya engkau telah menjawab doa-doaku”
Setelah mendengar semua perkataan Risna Tasya pun tersenyum Bahagia
Ia sungguh tak percaya bahwa dirinya akan mendapatkan pekerjaan dengan
cepat,Risna pun membawa Tasya ke rumahnya untuk tinggal bersamanya.
Saat hari itu Tasya terus bekerja dengan giat dan penuh semangat,semua
pegawai di tempat Tasya bekerja sangat menyukainya dan setiap Tasya
menerima gaji,ia selalu menyisihkan sebagian uangnya untuk dibagikan
kepada orang-orang yang membutuhkan.
Hari demi hari ia lalui,pahit manisnya hidup ia hadapi,tak terasa dua tahun
sudah berlalu,dengan kerja kerasnya kini Tasya sudah menjadi pengusaha yang
sukses,selain itu ia telah membangun sebuah masjid yang megah di dekat
kampung halamannya,ia bermaksud memberikan masjid tersebut untuk
sang kakek yang telah merawat dirinya sejak ia kecil.
“alhamdulilah ya allah terima kasih atas segala rezeki yang engkau berikan
kepada hambamu ini,hamba sangat bersyukur kepadamu yar abb karena berkat
engkaulah hamba bisa seperti sekarang,ucap Tasya yang tak henti
mengucapkan rasa syukur kepada sang maha pencipta”
“lebih baik sekarang aku pulang,aku ingin memberi kejutan kepada kakek”
Dengan hati yang gembira Tasya pun Bersiap-siap untuk pulang ke kampung halamannya.
“Tunggu Tasya ya kek,ucapnya”
Setelah persiapan sudah selesai ia pun segera naik kedalam mobil pribadinya.
Beberapa jam berlalu,akhirnya Tasya pun sampai ke tempat tujuannya yaitu
rumah sang kakek,seluruh penduduk melotot melihat sebuah mobil yang
datang ke kampung mereka,tak butuh waktu lama Tasya pun membunyikan
klakson mobilnya,sang kakek yang sedang bersantai di luar rumah pun sangat
kebingungan.
“itu mobil siapa ya? kenapa mobil itu berhenti diteras rumahku?”
Tak lama kemudian Tasya pun keluar dari mobilnya,dengan hatinya yang
gembira ia berkata.
‘Kakek …!!!,teriaknya”
Sang kakek sangat terkejut ternyata yang berada di dalam mobil itu adalalah
cucunya sendiri..
“Tasya”
“assalammualaikum kek”
“waalaikum salam,jawab sang kakek sambil memeluk cucu kesayangannya”
“gimana kabar kakek? kakek sehat kan?”
“alhamdulilah nak kakek baik-baik aja,gimana keadaan kamu? Kamu
sehatkan?”
“alhamdulilah kek Tasya sehat”
“ayo masuk nak,kakek kangen sama kamu”
Akhirnya sang kakek dan Tasya pun masuk kedalam rumah,saking rindu kepada
cucu kesayanganya sang kakek punmenyuguhkan makanan yang ada didalam
rumah nya.
“sudahlah kek jangan repot-repot Tasya kan bukan tamu”
“enggak apa-apa nak,jawabnya”
Setelah sang kakek selesai menyuguhkan semua makanan kepada cucu
kesayangannya ia pun duduk dan berbincang-bincang.
Tak terasa waktu pun berlalu
“nak sebentar lagi adzan dzuhur,kita sholat berjamaah,kamu maukan?”
“iya kek,Tasya kangen sholat berjamaah sama kakek,tapi sebelum itu Tasya ada
kejutan untuk kakek,ucapnya sambil tersenyum”
“apa itu nak?,jawab sang kakek dengan hati yang betanya-tanya”
“sekarang kakek ikut Tasya”
“Kemana?”
“sudahlah,kakek ikut aja”
Tasya pun mengajak sang kakek masuk kedalam mobilnya menuju tempat
hadiah itu berada.
Lima belas menit kemudian Tasya dan sang kakek sampai di tempat tujuannya
Sang kakek heran kenapa cucunya mengajak dirinya ke masjid yang sangat luas
Sang kakek berpikir mungkin cucunya ingin melaksanakan sholat berjamaah
didalam masjid yang luas ini,mereka berdua turun dari mobil,dengan hati
yang penasaran sang kakek bertanya kepada Tasya.
“nak kenapa kamu mengajak kakek kesini? apa kamu mau sholat berjamaah disini?”
Tasya tersenyum kepada kakeknya lalu ia berkata
“kek Tasya sengaja membawa kakek kesini karena hadiahnya ada disini”
“maksudnya?,sang kakek semakin bingung dengan perkataan cucunya”
“Tasya sengaja membangun masjid ini untuk kakek,jawabnya sambil
meneteskan air mata”
“jadi …”masjid ini untuk kakek?”
Tasya pun menganggukan kepalanya
Setelah sang kakek mendengar bahwa masjid tersebut adalah hadiah untuknya
Ia pun langsung bersujud syukur dicampur isak tangis karena terharu.
“terima kasih nak,hadiah ini sangatlah berharga untuk kakek,kakek berjanji
kakek akan merawat masjid ini dengan baik”
“sama-sama kek,Tasya juga mau berterima kasih sama kakek karena kakek
Sudah merawat Tasya dari kecil dan juga memberi semangat kepada Tasya
sehinga Tasya bisa seperti ini”
“sama-sama nak,kamu tidak perlu berterima kasih sama kakek karena itu
Sudah menjadi tanggung jawab kakek untuk merawatmu”
Azdan dzuhur pun berkumandang
“sudah azdan nak,mari kita masuk,ucap sang kakek”
Akhirnya mereka berdua masuk kedalam masjid untuk melaksanakan sholat
berjamaah,namun ketika mereka berdua hampir selesai melaksanakan sholat
tiba-tiba suara sang kakek hilang,Tasya selaku makmum terdiam cukup lama
menunggu,tetapi karena sang kakek masih terdiam Tasya pun berinisiatif
untuk menyelesaikan sholatnya sendirian,ketika ia selesai Tasya pun melihat
sang kakek yang masih bersujud,ia berpikir mungkin kakeknya masih bersyukur
atas hadiah yang ia berikan,atau mungkin kakeknya tertidur karena kecapean
“kenapa kakek gak bangun-bangun ya? apa mungkin dia kecapean?”
Karena Tasya sangat penasaran melihat kakeknya masih bersujud akhirnya
Ia pun membangunkan sang kakek,namun Ketika Tasya menyentuh tubuhnya
Tiba-tiba sang kakek tergeletak dengan wajah yang bersinar sambil tersenyum
seakan-akan ia sedang berada di tempat yang sangat indah.
Tasya tak henti-hentinya memanggil-manggil kakeknya,Ketika ia memeriksa
Keadaan kakeknya ternyata sang kakek sudah meninggal dunia,setelah ia mengetahui bahwa Kakeknya meninggal dunia Tasya pun
menangis dengan keras,kini ia pun sudah menjadi sebatang kara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI