Mohon tunggu...
Hatorangan BPNainggolan
Hatorangan BPNainggolan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Kolese Kanisius Jakarta

Saya adalah siswa tahun terakhir dari SMA Kolese Kanisius Jakarta yang tertarik untuk mempelajari manusia. Oleh karena itu saya merasa bahwa berinteraksi dengan sesama manusia sudah menjadi hal yang sebegitu menariknya, apalagi jika saya bisa memahami dan mengerti bagaimana cara manusia lain berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengatasi Wawancara Kerja yang Terasa Seperti Diburu Singa

17 Oktober 2022   23:23 Diperbarui: 17 Oktober 2022   23:29 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wawancara kerja adalah momen yang paling ditakuti dan menjadi bagian awal dari proses karier pekerjaan setiap orang. Kepastian seseorang untuk dapat diterima pada bidang pekerjaan yang diinginkannya tergantung seberapa tenang ia mampu menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan saat wawancara kerja. 

Namun, tenang saja tidak cukup untuk mampu mengantarkanmu menuju pekerjaan yang kamu dambakan. Ketenangan memang menjadi faktor yang sangat penting dalam menghadapi situasi sulit, namun kamu harus menyiapkan segala langkah atau jawaban dengan matang dalam sukses menghadapi wawancara kerja.

Oleh karena itu, momen wawancara kerja dapat kita samakan dengan momen dikejar oleh singa. Pada situasi mendesak tersebut, hal yang paling penting untuk dikuasai adalah bagaimana caranya untuk memperoleh ketenangan dalam menentukan langkah yang tepat dengan cepat. 

Saat diburu oleh singa, seseorang yang tergesa-gesa dan panik pasti hanya akan memperburuk posisinya sendiri dalam mengejar tujuan utamanya yakni selamat hidup-hidup dari kejaran hewan buas tersebut. 

Ketenangan dalam berpikir dan bersikap pada situasi genting pastinya akan lebih mudah dikuasai oleh orang yang memiliki persiapan nan baik sebelum dihadapkan pada momen tersebut. Sehingga dalam halnya wawancara, kamu akan mampu menghadapi momen menenangkan tersebut apabila memiliki persiapan yang baik akannya.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapat tentang suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau televisi. Sedangkan kerja/pekerjaan didefinisikan sebagai  konsep yang dinamis dengan berbagai sinonim dan definisi oleh Wiltshire (2016), seperti berikut :

(1) Pekerjaan mengacu pada pentingnya suatu aktivitas, waktu, dan tenaga yang dihabiskan, serta imbalan yang diperoleh. 

(2) Pekerjaan merupakan satu rangkaian keterampilan dan kompetensi tertentu yang harus selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu. 

(3) Pekerjaan adalah sebuah cara untuk mempertahankan kedudukan daripada sekedar mencari nafkah. 

(4) Pekerjaan adalah "kegiatan sosial" di mana individu atau kelompok menempatkan upaya selama waktu dan ruang tertentu, kadang-kadang dengan mengharapkan penghargaan moneter (atau dalam bentuk lain), atau tanpa mengharapkan imbalan, tetapi dengan rasa kewajiban kepada orang lain. 

Sehingga, dapat definisikan bahwa wawancara pekerjaan adalah bentuk seleksi yang dilakukan oleh unit perusahaan berupa tanya jawab dengan tujuan merekrut tenaga kerja ahli yang layak untuk menerima imbalan dan kedudukan pada suatu bidang keterampilan.

Memahami pentingnya proses wawancara kerja, seorang pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang yakni Dr. Nugroho SBM MSi  menulis artikel mengenai tips dalam menjawab kelemahan diri pada saat wawancara bagi publik yang masih bingung dalam mengatasinya.  

Artikel ini ditulis dengan tujuan agar pembaca dapat memberikan jawaban yang jujur dan mencegah kemungkinan jawaban tersebut dapat menjadi alasan untuk penolakan lamaran oleh pewawancara. 

Pada artikel ini, keseluruhan isi dari tipsnya berisi opini dari penulis yang diselingi oleh contoh-contoh yang berisi fakta untuk memperkuat opininya tersebut. 

Penulis beropini bahwa kita perlu memfokuskan diri untuk menjawab kelemahan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan yang ingin kita capai atau kelemahan-kelemahan yang akan dan sudah kita usahakan untuk diperbaiki (jika berhubungan dengan pekerjaan yang diincar).

Senada dengan hal tersebut, penulis yang sama juga menulis mengenai gerakan tubuh yang harus dihindari ketika wawancara kerja dengan tujuan melengkapi persiapan dari sisi jawaban dan kemampuan pendidikan dari seorang pelamar. 

Beliau menulis artikel ini dengan tujuan bahwa gerak gerik seorang pelamar menggambarkan bagaimana cara ia bersikap dalam suatu situasi dan bagaimana gambaran kepribadiannya. Penulis beropini bahwa melalui tatapan yang kosong dan gerakan yang berlebihan dapat menjadi pertimbangan dalam membedakan seorang pelamar yang hanya ingin terlihat memahami dengan pelamar yang bisa diandalkan dalam suatu bidang pekerjaan.

dengan kompetensi dan pengalaman yang dimilikinya, penulis berusaha menulis artikel ini berdasarkan opini yang dimilikinya. Namun, penulis memperkuat opininya dengan pernyataan-pernyataan fakta seperti pekerjaan teknik yang tidak memerlukan kemampuan bergaul atau pernyataan fakta bahwa kemauan belajar dapat dinilai dari keberhasilan kita ketika lulus dalam pelajaran yang tidak kita kuasai karena belajar keras. 

Selain itu,  penggunaan kata ganti orang "Kita" dibandingkan kata "Anda" juga menunjukkan niat penulis dalam memposisikan dirinya sama dengan para pembacanya agar opini yang disampaikannya dapat dengan lebih mudah.

Pemilihan topik dan bagaimana cara penulis menyampaikan topik tersebut sebenarnya menunjukkan sematang apa beliau dalam mengatasi kejaran singa pada bidangnya. 

Argumen ini bukanlah tanpa alasan, karena kedua artikel tersebut fokus ke hal sesederhana tentang bagaimana manusia harus bersikap dan menentukan pilihan jawaban yang tepat saat dihadapkan pada situasi yang tidak mengenakan.  

Seseorang yang sudah sering berlatih berhadapan dengan situasi-situasi sulit atau seseorang yang memikirkan matang segala tentangnya pasti akan mampu menghadapi situasi rumit yang sebenarnya. 

Oleh karena itu, sekalipun dihadapkan dengan pertanyaan sulit, dengan teknik menjawab yang tepat serta mampu memperhatikan gerakan-gerakan yang perlu dihindari akan membantu kamu dalam keluar dari bayang-bayang "kejaran hewan buas".

Sehingga, pertanyaan ini mampu menunjukan bahwa keberadaan wawancara pada masa mendatang tidak akan tergantikan dalam proses seleksi masuk ke suatu bidang pekerjaaan. 

Sekalipun akan terjadi penemuan teknologi yang lebih canggih dalam menyeleksi pelamar, wawancara tidak akan terkalahkan dalam penelitian jawaban dan sikap pelamar. 

Oleh karena itu, Wawancara akan tetap menjadi instrumen penting dalam melihat kepribadian yang sebenarnya dari seseorang.  Melalui wawancara, kita akan mampu melihat bagaimana ketenangan seseorang untuk segera mengambil langkah yang tepat dalam waktu yang singkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun