Memahami pentingnya proses wawancara kerja, seorang pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang yakni Dr. Nugroho SBM MSi  menulis artikel mengenai tips dalam menjawab kelemahan diri pada saat wawancara bagi publik yang masih bingung dalam mengatasinya. Â
Artikel ini ditulis dengan tujuan agar pembaca dapat memberikan jawaban yang jujur dan mencegah kemungkinan jawaban tersebut dapat menjadi alasan untuk penolakan lamaran oleh pewawancara.Â
Pada artikel ini, keseluruhan isi dari tipsnya berisi opini dari penulis yang diselingi oleh contoh-contoh yang berisi fakta untuk memperkuat opininya tersebut.Â
Penulis beropini bahwa kita perlu memfokuskan diri untuk menjawab kelemahan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan yang ingin kita capai atau kelemahan-kelemahan yang akan dan sudah kita usahakan untuk diperbaiki (jika berhubungan dengan pekerjaan yang diincar).
Senada dengan hal tersebut, penulis yang sama juga menulis mengenai gerakan tubuh yang harus dihindari ketika wawancara kerja dengan tujuan melengkapi persiapan dari sisi jawaban dan kemampuan pendidikan dari seorang pelamar.Â
Beliau menulis artikel ini dengan tujuan bahwa gerak gerik seorang pelamar menggambarkan bagaimana cara ia bersikap dalam suatu situasi dan bagaimana gambaran kepribadiannya. Penulis beropini bahwa melalui tatapan yang kosong dan gerakan yang berlebihan dapat menjadi pertimbangan dalam membedakan seorang pelamar yang hanya ingin terlihat memahami dengan pelamar yang bisa diandalkan dalam suatu bidang pekerjaan.
dengan kompetensi dan pengalaman yang dimilikinya, penulis berusaha menulis artikel ini berdasarkan opini yang dimilikinya. Namun, penulis memperkuat opininya dengan pernyataan-pernyataan fakta seperti pekerjaan teknik yang tidak memerlukan kemampuan bergaul atau pernyataan fakta bahwa kemauan belajar dapat dinilai dari keberhasilan kita ketika lulus dalam pelajaran yang tidak kita kuasai karena belajar keras.Â
Selain itu, Â penggunaan kata ganti orang "Kita" dibandingkan kata "Anda" juga menunjukkan niat penulis dalam memposisikan dirinya sama dengan para pembacanya agar opini yang disampaikannya dapat dengan lebih mudah.
Pemilihan topik dan bagaimana cara penulis menyampaikan topik tersebut sebenarnya menunjukkan sematang apa beliau dalam mengatasi kejaran singa pada bidangnya.Â
Argumen ini bukanlah tanpa alasan, karena kedua artikel tersebut fokus ke hal sesederhana tentang bagaimana manusia harus bersikap dan menentukan pilihan jawaban yang tepat saat dihadapkan pada situasi yang tidak mengenakan. Â
Seseorang yang sudah sering berlatih berhadapan dengan situasi-situasi sulit atau seseorang yang memikirkan matang segala tentangnya pasti akan mampu menghadapi situasi rumit yang sebenarnya.Â