Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Kaleidoskop Pemikiran Islam Indonesia

29 Juni 2017   15:00 Diperbarui: 29 Juni 2017   17:31 1474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui Prisma, dia ingin mengajak ilmuwan Muslimberkenalan dengan tema-tema sosial yang lebih bersifat empiris. Demikian juga,lewat Ulumul Qur’an, Dawam mengundang sejumlah ahli untuk ikut mengisijurnal ini dengan tema-tema actual dalam pemikiran Islam kontemporer. Bagaimanaperan Dawan, dapat dilihat dapat setiap terbit jurnal ini, dia selalu memberikanpengantar pendek secara filosofis tentang tema yang akan diangkat. Adapunmelalui Pesantren, Dawam seakan-akan ingin mengajak pembaca untuk ikut“menyelami” dunia pesantren yang belakangan banyak menelurkan pemikir Islam diIndonesia. Karena itu, Dawam dapat diibaratkan sebagai seorang yangmemperkenalkan pemikiran tokoh-tokoh Islam di Indonesia, setidaknya dapatdilihat dari frekwensi dia menulis pengantar untuk setiap buku yang ditulisoleh pemikir Islam. 60

Demikianlah beberapa ulasan awal untuk memahami akar pembaruan pemikiranIslam era 1980-an. Uraian di atas dapat diikat menjadi empat hal utama. Pertama,terdapat kesinambungan antara pemikiran era 1970-an dan 1980-an yang padaurutannya berpengaruh pada era 1990-an. Paling tidak, kajian di atasmenampakkan bagaimana tokoh-tokoh generasi Harun Cs. memberikan arah pemikiranyang cukup liberal bagi generasi selanjutnya. Kedua, peran Cak Nurdengan ide sekularisasinya disambut baik oleh generasi muda saat itu. 

Kendati awalnya merupakan respon terhadap cara keberagamaan umat Islam, khususnya dalambidang politik, ide Cak Nur seakan-akan menjadi snow ball yang terusmenggelinding dan secara apik dikembangkan oleh Fachry Ali melalui “dunia tulismenulis” dan Dawam yang menyediakan media untuk sosialisasi pikiran-pikiranprogressif generasi muda tersebut. Ketiga, harus diakui bahwa sedikitsarjana yang melihat bagaimana kontribusi penerbit dan media massa dalammemperkenalkan pemikiran tokoh-tokoh Islam saat itu. Karena itu, seyogyanyadipikirkan betapa elemen ini tidak dapat dipisahkan dari dunia pemikiran Islamdi Indonesia. Keempat, setiap pemikiran Islam di Indonesia, khususnyapada era 1980-an memiliki kekhasan masing-masing

Di saring dari berbagai sumber , Hartini Wirafajar ( alumni Filsafat  AFIAIN Suka 1996)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun