Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Infrastruktur

29 Juni 2022   02:40 Diperbarui: 29 Juni 2022   02:51 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya bisa mudik setelah 2 tahun gak bisa mudik karena pandemi. Sebetulnya Paijo sih gak mikir- mikir banget mudik karena dia juga dari dulu gak bisa mudik setahun sekali karena alasan biaya yang besar untuk mudik.

 Tapi sensasinya sekarang akan lebih menyenangkan karena setelah dua tahun larangan mudik. Karena tabungan Paijo cukup untuk pulang bersama kelaurganya akhirnya diputuskan pulang ke Sleman. 

Saat Paijo bertemu di pertemuan RW dengan Soleh , Paijo melihat sudah banyak berubah dari Soleh. Dengar-dengar dari tetangga kalau Soleh sudah berhijrah. Kemana-mana selalu pakai gamis , dan surban. 

Kemana-mana bawa tasbih dan mulutnya selalu komat kamit . Dan bentar-bentar ngeluarin ayat. Dan katanya pula yang tahu agama lebih banyak, yang dikeluarkan ayat-ayat itu-itu saja . Cuma yang gak tahu suka terkagum-kagum dengan omongan Soleh.

Dan Paijo sudah melihatnya sendiri. Agak miris juga, sebenarnya Soleh itu hijrah beneran atau bukan ya. Masalahnya Paijo sering banget mendengar Soleh menyinyirin pemerintah. Dan selalu mengagung-agungkan sistim khilafah  dan berusaha agar banyak temannya untuk mengikuti jejaknya untuk hijrah. 

Sebetulnya Paijo sih gak apa-apa dengan hijrahnya Soleh tapi masalahnya dia selalu provokatif dengan segala nyinyirannya kepada pemerintah. Padahal Soleh juga menikmati banyak bantuan dari pemerintah termasuk bantuan UMKM . Tapi tetap saja mulutnya memaki-maki pemerintah. Apalagi soal infrastruktur yang selalu dia bahas.

            "Jalan kan penting,agar ekonomi bisa jalan," tukas Paijo.

            "Tapi kan lebih penting yang buat masarakat ,"tukas Soleh

            "Loh infrastruktur juga buat masarakat. Kalau jalan ke suatu tempat baik, makanya distribusi makanan atau produk barang yang dibutuhkan masarakat lebih mudah." Tukas Paijo. Tapi begitulah Soleh gak mau tahu.

            "Aku akan membuktikan kalau infrastruktur itu gak penting banget,"tukas Soleh dengan kesal. Karena hanya Paijolah yang berani bantah omongan Soleh.

            "Semoga kamu diberi hidayah,"sela Soleh pada Paijo.. Paijo hanya tersenyum getir.

Paijo mempersiapkan untuk mudik . Tahun ini harus mudik . Alhamdulilah usahanya mulai lancar kembali. Bus, angkutan yang murah yang bisa dijangkau. 

Semua terasa gembira. 5 hari lagi puasa selesai. Dan Paijo sudah siap-siap mudik lebih awal agar tak terjebak macet. Waktu  sedang menemani istrinya belanja oleh-oleh , Paijo bertemu lagi Soleh. 

Dirinya sebetulnya malas bertemu dengannya. Pastilah ia akan dinasehati agar hijrah.

            "Jo, mudiknya pakai apa?

            "Bus."

            "Aku sih naik pesawat , gak bakal macet . Lihat saja pasti bakal macet infrastruktur gak akan bakal bikin bagus kok." Mulai lagi ini orang. Paijo cuma mesam mesem saja. Dia malas berdebat. Ternyata benar Soeh berfoto di depan pesawat dan diberi kata-kata "aku sih gak perlu pakai infrastruktur. 

Coba lihat di bawah sih macet. Apa yang dibanggakan" Paijo tahu arah tulisan Soleh . Dia mau nyinyir sama pemerintah. Lah, dia pakai pesawat . 

Bandara juga infrastruktur. Mau ke bandara juga lewat jalan, juga infrastruktur. Jadi bukan hanya jalan tol saja yang infrastruktur. 

Mengapa Soleh jadi bodoh? Karena hijrahkah? Atau karena benci pemerintah jadi bodoh?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun