Sudah beberapa kali aku menulis kalau aku penyuka soto. Soto bening, soto berkuah santan atau susu semua hampir aku suka, kecuali yang kuahnya ada tauconya.Â
Nah, sudah lama gak ketemu sahabat karena pandemi juga karena kesibukan masing-masing. Akhirnya aku bisa berkunjung lagi ke sana. Dan akhirnya ngobrol ngalor  ngidul dan aku disuguhi soto tangkar.Â
Gayung bersambut dong karena aku memang penyuka soto. Dan sumpah aku belum pernah merasakan soto tangkar. Sering dengar dan baca tapi belum tahu soto ini soto khas daerah mana. Tapi nikmatilah soto ini walau belum tahu apa-apa tentang soto ini.Â
Saat aku rasakan kok hampir mirip dengan soto Betawi. Bukan aku saja yang bilang seperti itu tapi suamiku juga bilang begitu.
Ternyata aku mulai mencari tahu tentang soto tangkar ini dan ternyata soto ini soto khas Betawi juga, makanya ada kemiripan rasa. Soto tangkar adalah soto dengan kuah yang gurih dengan isian tangkar atau tulang iga.Â
Kuah soto tangkar ini kuahnya kemerahan dengan kuah santan dan rasanya lebih ringan daripada soto betawi. Soto tangkar menggunakan air asam jawa,kencur dan lengkuas yang memberikan rasa lebih segar. Tapi sekarang soto tangkar juga bukan saja diisi dengan tulang iga ada juga yang ditambah dengan isian daging.Â
Nah, dulu pada jaman penjajahan Belanda, masaakat Betawi hanya bisa membeli tangkar/tulang iga karena harga daging mahal bagi masarakat Betawi.Â
Ada juga yang mengatakan kalau saat orang Belanda mengadakan pesat, mereka menyajikan olahan daging dan memberikan tulang iganya pada pekerja Indonesia. Dan akhirnya diolah menjadi soto tangkar ini.
Soto tangkar yang dibuat oleh masarakat Betawi juga merupakan akulturasi budaya India, Arab , Tionghoa. Kuah yang sedikit kemerahan dan ada warna kuning karena ada kunyit dan cabainya. Ini yang membedakan dengan soto Betawi .Â