Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Tikus

25 Juni 2021   02:26 Diperbarui: 25 Juni 2021   02:27 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situasi got sangat genting. Dan ini membuat aparat keamanan mulai melakukan penangkapan yang melakukan keributan. Dan akhirnya bisa terkondisikan lagi situasi di got. Tikus-tikus got terdiam.Padahal  yang ditangkap saudara mereka sendiri. Mereka menyesal, kenapa mereka harus berebut kekuasaaan begitu hebat sehingga ada yang ditangkap. 

Tikus-tikus got itu mendatangi kantor polisi dan meminta agar saudara mereka dikeluarkan. Akhirnya mereka dilepaskan dengan surat perjanjian untuk tak mengulanginya lagi. Dan omongan tentang mendirikan negara sendiri hilang seketika. Tapi tetap mereka merasa tak adil bagi mereka hidup di got yang sulit.

Dan akhirnya tikus-tikus got tetap menjadi tikus-tiksu got yang kotor. Mereka hanya bisa mengeluh tanpa solusi. Mereka selalu merasa dirinya terzolimi. Dan mereka selalu berteriak sana sini kalau mereka didiskriminasikan. 

Tapi mereka tak sadar kalau mereka adalah tikus-tikus malas yang hanya menunggu bantuan dari negara. Dan mereka tetap dengan tipe tikus yang malas, hanya mengeluh dan tak punya solusi. Akhirnya got hanya menjadi tempat mereka membusuk di sana. 

Tak ada yang bisa memberikan solusi karena mereka tak pernah bisa berusaha untuk keluar dari masalah . Tapi hanya berputar-putar di tempat. Kasian tikus-tikus got itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun