Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengagum Rahasia

26 November 2020   02:21 Diperbarui: 26 November 2020   02:41 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: ikapamalia.wordpress.com

Santi masih mengagumi pria itu. Rizal, namanya. Pertama kali bertemu di kantin seberang kantor. Ternyata Rizal juga langganan di sana.

"Santi."

"Rizal." Begitulah perkenalan singkat saat masuk ke dalam kantin. Sesudahnya Santi menjadi pengagum rahasia. Dia selalu terpesona dengan gaya berjalan, cara bicara, semua menjadi perhatian Santi. Kadang dia suka jengah kalau Lela mengejeknya.

"Dimakan makanannya keburu basi tahu, pandang terus, sampai lupa makan,"tegur Lela. Santi melotot pada Lela . Tetiba saja pipinya memanas. Dia tahu pasti pipinya juga memerah karena Lela mulai menggodanya. Santi mulai mencari tahu tentang Rizal. Ternyata kantornya juga di gedung yang sama.. Dan Santi kecewa ternyata Rizal pria beristri. Apa dia langsung berhenti sebagai pengagum rahasia? Tidak. Walau Rizal sudah beristri, Santi tetap merasa Rizal tetap punya pesona tersendiri baginya.

Jangan terlau berkhayal ketinggian Santi. Kalau jatuh sakit," tegur Lela. Lela sudah kesal dengan tingkah Santi yang selalu tak ada hentinya mengagumi Rizal. Dan tak henti-hentinya menatap Rizal diam-diam

"Emang salah kalau aku mengaguminya,"tukas Santi cemberut.

"Salah neng, dia sudah punya istri. Heloo, lalu apa faedahnya kamu hanya bisa menatapnya?" Lela mulai mengomel.

"Nanti kamu bakal jatuh cinta juga Lela."

"Tapi aku akan jatuh cinta sama pria singel ya." Santi menghardik Lela . Lela hanya menghela nafas. Semoga Santi tak mempermalukan dirinya sendiri sebagai pengagum rahasia. Kalau sampai mempermalukan dirinya sendiri sungguh Lela bakal iba padanya.

Gegara Santi bisa makan bersama satu meja dengan Rizal dan banyak hal yang dibicarakan. Santi mulai merasa dirinya tersanjung. Begitulah Cinta . Hal yang kecil saja bisa membuat tersanjung.  Dan makan bersama menjadi rutinitas bagi Santi bersama Rizal. Santi semakin mengagumi dan semakin hari Santi semakin membawa perasaannya. Setiap habis makan siang , dia selalu merasa Rizal memperhatikan dirinya. Dan itu membuatnya bahagia. Rizal yang dikaguminya memberikan perhatian.

"Kamu jangan gede rasa Santi. Perhatiannya hanya sebatas teman makan saja,"tukas Lela mulai mengingatkan temannya. Santi terlalu membawa perasaannya sehingga hal yang kecil saja membuatnya berbunga-bunga.

"Hati-hati terlalu berharap, kalau salah kau akan mempermalukan dirimu sendiri."

"Pergi kamu, jangan sok menaseahti diriku. Aku sudah cukup tahu gak perlu nasehatmu lagi." Begitulah Santi dimabuk asmara. Tapi entahlah Santi semakin semangat, karena sering Rizal memberikan perhatian kecil saat makan bersama.

Sampai suatu saat Santi sedang menunggu Rizal datang di kantin. Dia melihat Rizal bersama seorang perempuan cantik dan rasa cemburu melihat kemesraan di antara mereka berdua.

"Hai, santi kenalkan ini istriku, Winda." Winda mengulurkan tangannya. Santi menyambut dengan perasaan geram.

"Yuk, makan bareng kami,"tukas Rizal mnegajak. Santi menggeleng cepat. Dia tak mau mengganggu makan mereka berdua. Semenjak itu Santi tak lagi makan di kantin sana. Dia menghindar.ada rasa malu di dadanya. Jadi selama ini Rizal perhatian hanya sebatas teman belaka? Santi terlalu berharap. 

Seharusnya dia tahu, Rizal tak mungkin dengan dirinya karena dia pria beristri. Sungguh naif dirinya. Sampai rasa ini sedikit tenang walau tetap saja wajah Rizal memenuhi angannya. Santi akan tetap menjadi pengangum rahasia Rizal. 

Santi akan tetap menatapnya lama sampai dia puas memandangnya.  Santi akan tetap di kantin duduk jauh dan menatap Rizal dengan segala keistimewaanya. Sudah cukup bagi Santi untuk saat ini menjadi pengagum rahasianya. Cukup sudah. Dia tak mau mempermalukan dirinya lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun