"Hati-hati terlalu berharap, kalau salah kau akan mempermalukan dirimu sendiri."
"Pergi kamu, jangan sok menaseahti diriku. Aku sudah cukup tahu gak perlu nasehatmu lagi." Begitulah Santi dimabuk asmara. Tapi entahlah Santi semakin semangat, karena sering Rizal memberikan perhatian kecil saat makan bersama.
Sampai suatu saat Santi sedang menunggu Rizal datang di kantin. Dia melihat Rizal bersama seorang perempuan cantik dan rasa cemburu melihat kemesraan di antara mereka berdua.
"Hai, santi kenalkan ini istriku, Winda." Winda mengulurkan tangannya. Santi menyambut dengan perasaan geram.
"Yuk, makan bareng kami,"tukas Rizal mnegajak. Santi menggeleng cepat. Dia tak mau mengganggu makan mereka berdua. Semenjak itu Santi tak lagi makan di kantin sana. Dia menghindar.ada rasa malu di dadanya. Jadi selama ini Rizal perhatian hanya sebatas teman belaka? Santi terlalu berharap.Â
Seharusnya dia tahu, Rizal tak mungkin dengan dirinya karena dia pria beristri. Sungguh naif dirinya. Sampai rasa ini sedikit tenang walau tetap saja wajah Rizal memenuhi angannya. Santi akan tetap menjadi pengangum rahasia Rizal.Â
Santi akan tetap menatapnya lama sampai dia puas memandangnya. Â Santi akan tetap di kantin duduk jauh dan menatap Rizal dengan segala keistimewaanya. Sudah cukup bagi Santi untuk saat ini menjadi pengagum rahasianya. Cukup sudah. Dia tak mau mempermalukan dirinya lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI