Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Cincin Bermata Berlian

10 Juli 2020   02:30 Diperbarui: 10 Juli 2020   02:23 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap pulang kantor mata Lisa selalu tertuju pada cincin indah yang ada di etalase toko mas dekat kantornya. Hampir setiap pulang kantor Lisa memandang penuh harap bisa memiliki cincin tersebut. Cincin dengan mata berlian . Begitu indah . Terbayang andai saja cincin itu ada di tangannya. Beli? Lisa yakin sih dengan menambung dia mampu membeli cincin itu. Apalagi mas Reza tak pernah melarang dirinya untuk membelanjakan gajiku. 

Tapi di lubuk hati yang terdalam Lisa ingin sekali mas Reza yang memberikan pada dirinya. Tapi bagaimana mas Reza tahu apa yang diinginkannya? Lagipula Lisa tak mungkin bisa berharap banyak dengan mas Reza. Pria yang paling tak romantis sejak kenal dengan dirinya. Lisalah justru yang selalu merayakan momen-momen spesial mereka dengan kado-kado kecil buat suaminya. Tapi berharap mas Reza melakukan hal yang sama dengan dirinya. Jangan pernah berharap.

Sampai sautu saat dirinya melihat pasangan suami istri yang sedang membeli cincin itu . Lisa bergegas mendekati mereka.

            "Mbak, mau beli cincin itu? Cincin itu indah sekali loh." Perempuan itu tersenyum kecil. Setelah mematut-matut sejenak. Dia menyodorkan pada suaminya kalau dia memilih cincin cantik impianku. Lisa pura-pura melihat cincin yang lain tapi dari sudut matanya dia melirik cincin itu.

            "Mbak, aku dibelikan cincin ini sebagai hadiah 25 tahun pernikahan,"ujar perempuan tadi. Lisa mengangguk.

            "Bahagianya mbak ya." Perempuan itu mengangguk. Lisa beringsut perlahan meninggalkan toko perhiasan itu. Andai saja ya. Sebentar lagi dirinya juga akan melewati 25 tahun pernikahan. Seperti biasa , Lisalah yang akan membuat acara spesial. Tapi di lubuk hatinya ingin mas Rezalah yang memberikan sesuatu umtuk dirinya. Melihat pasangan tadi terbersit rasa iri dalam hatinya. Andai saja mas Reza membelikan cincin itu.

Lisa mulai membicarakan tentang ulang tahun pernikahan yang ke 25 tahun. Tapi seperti biasa mas Reza selalu menyuruhnya mempersiapakan acaranya. Mau ngundang keluarga juga boleh, katanya.

            "Mas, apa ada hadiah untukku juga?" tanya Lisa. Mas Reza hanya melirik sebentar.

            "Emangnya kamu maunya apa?" eh, malah nanya .

            "Ya, terserah mas Reza mau kasih yang istimewa buat aku,'tukas  Lisa.

            "Hmm, bolehlah." Hanya begitu. Bolehlahnya itu apa bakal ada atau dia akan lupa dengan tanggalnya. Entahlah. Aku tak tahu pasti. Mendekati hari ulang tahun pernikahan, aku tiba-tiba saja berdebar-debar. Ada rasa penasaran, apakah mas Reza bakal ngasih hadiah istimewa atau gak ya?  Lisa memutuskan untuk mengundang beberapa kerabat dekat untuk merayakan ulang tahun pernikahan ini . Dan Lisa sudah mempersiapkan hadiah untuk mas Reza. Sepatu baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun