Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Bulan Kemerdekaan RTC] Agen Rahasia

17 Agustus 2016   03:19 Diperbarui: 17 Agustus 2016   03:58 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah seminggu mas Aji tak ada kabar. Semua panik. Sampai akhirnya aku mengunjungi sahabat mas Aji di Bogor, mungkin dia tahu.

“Pak, tolong beritahu mas Aji berada dimana?” aku bertanya pada pak Dede yang sedari tadi diam seribu bahasa saat aku menanyakan mas Aji. Ada keberatan yang luar biasa di wajahnya.

“Bagaimana dengan pernikahan kami?? Tinggal seminggu lagi?”tanyaku mulai kalap. Semua masih menjadi misteri bagiku. Pak Dede menghela nafas berat sebelum dia bercerita banyak tentang mas Aji. Ternyata mas Aji adalah mata-mata negara Indonesia yang suka ditugaskan ke banyak negara untuk mencari tahu banyak informasi tentang keadaan negara lain. Dengan kata lain mas Aji itu intelejen.

“Bapak gak lagi bohong kan?” tanyaku masih sangsi. Pak Dede menggelengkan kepalanya. Dan yang terlebih membuatku tercengang ternayta  mas Aji itu manusia setengah besi. Saat desa nya berperang melawan desa lainnya sewaktu mas Aji masih SMA dan mas Aji bisa lolos walau dia harus mengalami luka berat. Mas Aji dibawa oleh pasukan khusus untuk dilantik sebagai intelejen. Agar bisa kuat sebagian tubuhnya diganti dengan besi, seperti tulang kaki dan tangaannya dan jantungnya digunakan alat agar dia kuat melakukan banyak aktivitas serta di otaknya dipasang chip agar tetap setia pada negara.

“Entahlah dari semua intelejen yang direkrut negara hanya Ajilah yang bisa jatuh cinta pada wanita. Padahal mereka diprogram untuk tak bisa jatuh cinta pada wanita,”tukasnya lagi. Aku bingung mendapat penjelasan pak Dede, aku tak mengerti. Yang aku mengerti mas Aji kerja di kontraktor properti. Mas Aji ditugaskan ke Rusia untuk waktu yang tak ditentukan agar mas Aji tak bisa menikah dengan aku. Kata pak Dede ada kesalahan program pada mas Aji sehingga dia bisa jatuh cinta. Sesuatu yang tak masuk akal bagiku. Mas Aji intelejen, tubuhnya ada chipnya. Aku tak merasakannya, dia tampak seperti pria normal lainnya. Sungguh semua hancur, pernikahan aku gagal.

Ternyata kemajuan dunia teknologi membuat banyak orang yang direkrut menjadi intelejen negara agar negara aman dari musuh-musuh luar yang ingin menguasai negara termasuk Indonesia. Semua yang dirahasiakan ini membuat aku menjadi korban. Hatiku hancur, rasa malu karena pernikahan aku gagal total ,membuatku tak bergairah lagi untuk menjalani hidup ini. Aku ingin bertemu dengan mas Aji, aku terlalu mencintainya. Akhirnya aku minta tolong pak Dede untuk bisa menghubungi dinas rahasia negara untuk menjadi intelejen rahasia.

“Kamu sudah matang ingin menjadi intelejen dengan resiko kamu tak bisa kembali pada keluargamu?”

“Ini satu-satunya jalan aku bisa bertemu mas Aji,”tukasku mantap. Entahlah saat aku ditidurkan dalam ruangan untuk pemasangan chip dan besi di anggota tubuhku, aku sudah melupakan semua keluargaku, hanya yang terpikiran aku akan bertemu mas Aji. Aku rindu mas Aji, aku rindu dengan segala hal yang ada di hatinya. Biarlah aku mengorbankan semua hal dalam kehidupan luarku hanya demi cintaku untuk mas Aji. Jadi inteljen rahasia memang akhirnya menjadi pilihanku untuk bisa bertemu denagan mas Aji. Walau nantinya aku harus berkhianat terhadap negaraku. Semua demi mas Aji.

Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Bulan Kemerdekaan RTC

RTC
RTC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun