Pagi itu aku sudah punya janji dengan mbak Prita. Mbak Prita memang ditugasi aku untuk mengurusi pernikahan aku . Mbak Prita mau mengajak aku berdiskusi untuk persiapan pernikahanku. Mbak Prita ingin penikahan aku sempurna. Ah, mbak Prita memang selalu baik padaku. Dia memang sudah aku anggap sebagai kakaku sendiri. Dia selalu ada kalau aku mau cerita tentang segala hal, baik suka maupun duka. Malah saat sedih , mbak Pritalah yang selalu ada untukku. Akhirnya aku akan melepaskan status jombloku yang terlalu panjang untuk ukuran perempuan . Kupingku sudah cukup panas mendengar banyak orang yang selalu nyinyir tentang kesendirianku. Tapi apa peduli mereka??? Gak ada!!! Toh setelah aku kini punay pendamping, mereka tetap nyinyir dengan pernikahanku. Bukannya mereka turut bahagia akhirnya aku menikah. Tapi mereka malah mengungkit-ngungkit ketidakjelasan pasanganku. What!!!!!. Bagiamana mereka sibuk mengurusi orang lain yang bukan saudaranya????. Mengapa mereka harus mengungkit-ngungkit keberadaan mas Aji??? Katanya dia tak punya keluarga, dia tak jelas asal usulnya???? Ah, sebodo dengan semuanya. Apa peduli mereka dengan kehidupanku????
Aku mengenal mas Aji di suatu pertemuan di sebuah hotel di Bandung. Mas Aji tampak gagah dengan setelan jas hitamnya. Aku bisa jatuh cinat pada pandangan pertama, padahal aku termasuk perempuan yang sulit jatuh cinta.
“Hai ,” sapanya. Aku terpana. Aku tak akan membuang waktuku untuk soal menjaga gengsi. Aku lambaikan tangan dan mendekatinya.
“Angel,”tukasku sambil aku genggam jemari tangannya. Ada desir di hatiku, sungguh aku telah jatuh cinta. Hatiku bersorak saat mas Aji mengajak aku ketemuan lagi. Dan mulailah pertemuan-pertemuan selanjutnya yang akhirnya benar-benar bisa menautkan dua hati. Dua hati menjadi satu. Walau aku tahu mas Aji tak punya keluarga besar. Menurutnya dulu di kampungnya terjadi perang antar kampung yang menewaskan semua anggota keluraganya. Dia bisa melarikan diri dari desanya menuju desa lain yang lebih aman. Dan inilah yang akhirnya diributkan oleh kaum nyinyir .Kata mereka, mana ada perang antar desa??? Sekarang semua desa sudah dilengkapi dengan keamanan yang canggih. Dengan teknologi mutakhir. Semua dipantau dalam ruangan yang terdapat di kantor desa.Apa mungkin ada perang ???? Aku melihat mas Aji tak pernah berbohong padaku, dia termasuk pemuda yang sederhana dan apa adanya.
“Biarlah mungkin mereak iri Angel,”tukasnya suatu hari saat aku mulai mengeluh. Walaupun sebelumnya aku juga mengalami keraguan saat mas Aji melamarku pada orangtuaku. Banyak ketidakjelasan mengenai keluarganya, tapi mas Aji bisa meyakinkan orangtuaku untuk itu. Aku? Ha, namanya cinta....
Kini aku akan menikah.Bahagia sedang menghampiriku. Aku lupa mengamati mas Aji. Justru mbak Prita yang mengingatkaku sat aku berdiskusi tentang persiapan pernikahanku.
“Angel, kau lihat perubahan mas Aji?? Tampaknya dia selalu muram??”
“Ah, masa sih?” Saat mbak Prita bertemu dengan mas Aji katanya mas Aji lebih banyak diam dan sering melamun .Dan sering tergagap saat mbak Prita mengajaknya membicarakan pernikahan yang persiapannya tinggal menghitung hari. Akhirnya setelah dari mbak Prita aku mengontak mas Aji. Beberapa kali aku menelpun selalu nada sibuk. Aku mulai kawatir. Sore itu juga saat aku tak bisa menelpon mas Aji, aku sempatkan datang ke tempat kosan. Sepi, sepertinya mas Aji belum datang dari kantor.
“Eh, mbak mau cari mas Aji ya?” Aku mengangguk
“Sudah lima hari ini mas Aji pergi, katanya ada urusan mendadak.” Aku terdiam, dan begitu kaget tahu kalau mas Aji pergi untuk urusan penting tanpa memberitahu aku.
“Makasih pak, aku pamit dulu.” Aku berpamitan pada tetangga mas Aji dan sambil berpikir keras. Kemana mas Aji pergi???
Sudah seminggu mas Aji tak ada kabar. Semua panik. Sampai akhirnya aku mengunjungi sahabat mas Aji di Bogor, mungkin dia tahu.
“Pak, tolong beritahu mas Aji berada dimana?” aku bertanya pada pak Dede yang sedari tadi diam seribu bahasa saat aku menanyakan mas Aji. Ada keberatan yang luar biasa di wajahnya.
“Bagaimana dengan pernikahan kami?? Tinggal seminggu lagi?”tanyaku mulai kalap. Semua masih menjadi misteri bagiku. Pak Dede menghela nafas berat sebelum dia bercerita banyak tentang mas Aji. Ternyata mas Aji adalah mata-mata negara Indonesia yang suka ditugaskan ke banyak negara untuk mencari tahu banyak informasi tentang keadaan negara lain. Dengan kata lain mas Aji itu intelejen.
“Bapak gak lagi bohong kan?” tanyaku masih sangsi. Pak Dede menggelengkan kepalanya. Dan yang terlebih membuatku tercengang ternayta mas Aji itu manusia setengah besi. Saat desa nya berperang melawan desa lainnya sewaktu mas Aji masih SMA dan mas Aji bisa lolos walau dia harus mengalami luka berat. Mas Aji dibawa oleh pasukan khusus untuk dilantik sebagai intelejen. Agar bisa kuat sebagian tubuhnya diganti dengan besi, seperti tulang kaki dan tangaannya dan jantungnya digunakan alat agar dia kuat melakukan banyak aktivitas serta di otaknya dipasang chip agar tetap setia pada negara.
“Entahlah dari semua intelejen yang direkrut negara hanya Ajilah yang bisa jatuh cinta pada wanita. Padahal mereka diprogram untuk tak bisa jatuh cinta pada wanita,”tukasnya lagi. Aku bingung mendapat penjelasan pak Dede, aku tak mengerti. Yang aku mengerti mas Aji kerja di kontraktor properti. Mas Aji ditugaskan ke Rusia untuk waktu yang tak ditentukan agar mas Aji tak bisa menikah dengan aku. Kata pak Dede ada kesalahan program pada mas Aji sehingga dia bisa jatuh cinta. Sesuatu yang tak masuk akal bagiku. Mas Aji intelejen, tubuhnya ada chipnya. Aku tak merasakannya, dia tampak seperti pria normal lainnya. Sungguh semua hancur, pernikahan aku gagal.
Ternyata kemajuan dunia teknologi membuat banyak orang yang direkrut menjadi intelejen negara agar negara aman dari musuh-musuh luar yang ingin menguasai negara termasuk Indonesia. Semua yang dirahasiakan ini membuat aku menjadi korban. Hatiku hancur, rasa malu karena pernikahan aku gagal total ,membuatku tak bergairah lagi untuk menjalani hidup ini. Aku ingin bertemu dengan mas Aji, aku terlalu mencintainya. Akhirnya aku minta tolong pak Dede untuk bisa menghubungi dinas rahasia negara untuk menjadi intelejen rahasia.
“Kamu sudah matang ingin menjadi intelejen dengan resiko kamu tak bisa kembali pada keluargamu?”
“Ini satu-satunya jalan aku bisa bertemu mas Aji,”tukasku mantap. Entahlah saat aku ditidurkan dalam ruangan untuk pemasangan chip dan besi di anggota tubuhku, aku sudah melupakan semua keluargaku, hanya yang terpikiran aku akan bertemu mas Aji. Aku rindu mas Aji, aku rindu dengan segala hal yang ada di hatinya. Biarlah aku mengorbankan semua hal dalam kehidupan luarku hanya demi cintaku untuk mas Aji. Jadi inteljen rahasia memang akhirnya menjadi pilihanku untuk bisa bertemu denagan mas Aji. Walau nantinya aku harus berkhianat terhadap negaraku. Semua demi mas Aji.
Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Bulan Kemerdekaan RTC

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI