Mohon tunggu...
Hasruliza
Hasruliza Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang aktivis didunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Filosofi Pratap Triloka dan Kepemimpinan

11 Agustus 2024   07:36 Diperbarui: 11 Agustus 2024   07:36 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                 

Pratap Triloka adalah istilah yang merujuk pada tiga prinsip dasar kepemimpinan yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia. Tiga prinsip ini dikenal sebagai pedoman dalam mendidik dan memimpin, dan sering diterapkan dalam konteks pendidikan, namun juga relevan dalam kepemimpinan secara umum.

Prinsip-prinsip dalam Pratap Triloka adalah:

1. Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh):

Pemimpin atau pendidik harus menjadi contoh yang baik bagi orang-orang yang dipimpinnya. Dengan memberi teladan yang baik, pemimpin dapat menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk mengikuti jejak yang benar.

2. Ing Madya Mangun Karso (Di tengah membangun semangat):

Pemimpin harus berada di tengah-tengah orang yang dipimpinnya, membangun semangat, dan menciptakan motivasi di antara mereka. Pemimpin harus dapat berinteraksi secara langsung dan membangkitkan semangat kerja sama serta rasa tanggung jawab bersama.

3. Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan):

Pemimpin memberikan dukungan dari belakang, mendorong dan memfasilitasi orang-orang yang dipimpinnya agar dapat berkembang dan mandiri. Dengan memberikan kepercayaan dan dukungan, pemimpin memungkinkan orang lain untuk berinisiatif dan tumbuh sesuai dengan potensinya.

Prinsip-prinsip ini menggarisbawahi pentingnya pemimpin yang tidak hanya memerintah dari atas, tetapi juga terlibat secara aktif dalam proses dan perkembangan orang-orang yang dipimpinnya. Filosofi ini menekankan keseimbangan antara menjadi teladan, membangun semangat, dan mendukung secara moral serta material.

Kutipan:

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik." (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). -- Bob Talbert

Kutipan ini mengandung makna bahwa mengajarkan anak-anak untuk "menghitung" berarti memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan yang konkret dan terukur. Namun, mengajarkan mereka "apa yang berharga" berarti membantu mereka memahami nilai-nilai kebajikan yang universal seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, dan integritas kehidupan mereka sebagai individu dan anggota masyarakat.

Kaitannya dengan Proses Pembelajaran yang Sedang di Pelajari

Dalam konteks pembelajaran yang sedang di pelajari, kutipan ini relevan dengan konsep pendidikan yang tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter dan etika. Modul yang di pelajari tentang pengambilan keputusan, dilema etika, dan coaching menekankan pentingnya nilai-nilai dalam setiap tindakan yang diambil. Pembelajaran tidak hanya bertujuan untuk menguasai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk individu yang mampu membuat keputusan yang baik, bijaksana, dan bermoral.

Dampak Nilai-nilai atau Prinsip dalam Pengambilan Keputusan terhadap Lingkungan

Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan memiliki dampak besar pada lingkungan kita. Keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai yang kuat seperti keadilan, integritas, dan empati dapat menciptakan lingkungan yang positif, inklusif, dan harmonis. Sebaliknya, keputusan yang diambil tanpa mempertimbangkan nilai-nilai ini dapat menyebabkan ketidakadilan, konflik, dan perpecahan. Sebagai pemimpin pembelajaran, keputusan yang dibuat tidak hanya mempengaruhi diri sendiri tetapi juga mempengaruhi murid-murid , rekan kerja, dan budaya sekolah secara keseluruhan.

Kontribusi sebagai Pemimpin Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Murid

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita memiliki peran penting dalam membimbing murid-murid, tidak hanya dalam pencapaian akademik, tetapi juga dalam perkembangan karakter mereka. Keputusan yang diambil mengenai kurikulum, metode pengajaran, dan intervensi personal akan membentuk pengalaman belajar murid-murid. Dengan menanamkan nilai-nilai yang benar dan mendukung mereka dalam memahami apa yang benar-benar penting dalam hidup akan membantu mereka menjadi individu yang beretika dan bertanggung jawab.

Menghubungkan Kutipan dengan Pengalaman Pembelajaran di Modul

Kutipan Bob Talbert jika dihubungkan dengan proses pembelajaran di modul ini menekankan bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya berfokus pada aspek kognitif atau teknis tetapi juga pada aspek moral dan etika. Modul ini mengajarkan pentingnya membuat keputusan yang tidak hanya tepat dari segi logika atau efektivitas, tetapi juga harus etis dan berprinsip. 

Tafsir Kutipan Georg Wilhelm Friedrich Hegel

Kutipan:"Education is the art of making man ethical." (Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.) -- Georg Wilhelm Friedrich Hegel

Hegel menekankan bahwa pendidikan bukan sekadar transmisi pengetahuan, tetapi lebih sebagai seni untuk membentuk manusia agar berperilaku etis. Ini berarti pendidikan harus berfungsi untuk membentuk karakter dan moralitas, sehingga individu yang dididik tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki kompas moral yang kuat.

Kaitan dengan Proses Pembelajaran di Modul

Kutipan ini sangat relevan dengan modul yang di pelajari, di mana pengambilan keputusan yang etis merupakan inti dari pendidikan. Pendidikan tidak hanya tentang mengetahui apa yang benar secara fakta, tetapi juga tentang melakukan apa yang benar secara moral. Sebagai pemimpin pembelajaran, kita memiliki tanggung jawab untuk mendidik murid-murid agar menjadi individu yang tidak hanya terampil tetapi juga etis, mampu membuat keputusan yang berdampak positif pada diri mereka sendiri dan lingkungan mereka.

Secara keseluruhan, kutipan-kutipan ini menjelaskan pentingnya pendidikan yang holistik, yang mencakup pengajaran nilai-nilai moral dan etika di samping pengetahuan teknis dan akademik.

1. Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka dalam Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin

  • Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani) sangat relevan dengan pengambilan keputusan sebagai pemimpin. Prinsip-prinsip ini menekankan pentingnya memberi contoh yang baik, membangun semangat dalam tim, dan mendukung dari belakang. Seorang pemimpin yang memahami filosofi ini akan mengambil keputusan yang tidak hanya strategis, tetapi juga memotivasi dan mendukung timnya, memastikan bahwa semua anggota terlibat dan diberdayakan dalam proses tersebut yang tentunya semua keputusan yang di ambil dapat di pertanggungjawabkan, memiliki nilai-nilai kebajikan yang universal dan berpihak pada murid.

2. Pengaruh Nilai-nilai dalam Pengambilan Keputusan

  • Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita memainkan peran kunci dalam menentukan prinsip-prinsip yang kita pegang dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan empati akan memandu kita dalam memilih tindakan yang sesuai dengan integritas pribadi kita. Nilai-nilai ini membantu dalam menyaring pilihan-pilihan yang ada dan memastikan bahwa keputusan yang diambil sejalan dengan keyakinan moral dan etika yang kita anut.

3. Keterkaitan Pengambilan Keputusan dengan Coaching

  • Coaching atau bimbingan yang diberikan oleh pendamping atau fasilitator (coach) sangat berkaitan dengan proses pengambilan keputusan, terutama dalam refleksi dan evaluasi keputusan yang telah diambil. Sesi coaching membantu individu mengevaluasi efektivitas keputusan mereka, mengidentifikasi area untuk perbaikan, dan menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul terkait keputusan tersebut. Ini memberikan dukungan untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya tepat secara teknis, tetapi juga selaras dengan tujuan jangka panjang dan nilai-nilai pribadi.

4. Pengaruh Aspek Sosial-Emosional Guru dalam Pengambilan Keputusan Etika

  • Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial-emosional mereka sangat penting dalam pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi dilema etika. Seorang guru yang sadar emosional akan lebih mampu menilai situasi secara objektif, mempertimbangkan perasaan dan kebutuhan murid, dan membuat keputusan yang adil serta bijaksana. Ini juga membantu guru untuk tetap tenang dan responsif, bukan reaktif, dalam situasi yang menantang.

5. Pembahasan Studi Kasus Moral dan Etika dalam Pendidikan

  • Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika memungkinkan pendidik untuk menguji nilai-nilai yang mereka anut dalam situasi nyata. Studi kasus ini sering kali memaksa pendidik untuk mengeksplorasi dilema di mana nilai-nilai yang saling bertentangan perlu diimbangi. Ini membantu pendidik memahami implikasi dari nilai-nilai mereka dan bagaimana nilai-nilai ini dapat diterapkan dalam konteks yang kompleks dan sering kali penuh tantangan.

6. Dampak Pengambilan Keputusan pada Lingkungan Belajar

  • Pengambilan keputusan yang tepat berkontribusi pada terciptanya lingkungan belajar yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Keputusan yang adil, penuh empati, dan berdasarkan prinsip-prinsip inklusi menciptakan suasana di mana murid merasa dihargai dan didukung. Ini memungkinkan mereka untuk belajar dengan tenang dan percaya diri, serta mendorong partisipasi aktif dan kolaborasi di dalam kelas.

7. Tantangan dalam Pengambilan Keputusan Etika dan Perubahan Paradigma

  • Tantangan dalam pengambilan keputusan etika sering kali terkait dengan tekanan dari berbagai pihak, ketidakpastian situasi, atau adanya konflik nilai. Perubahan paradigma dalam lingkungan, seperti pergeseran dari pendekatan otoriter ke demokratis, dapat mempengaruhi bagaimana keputusan etika diambil. Tantangan utama adalah bagaimana tetap konsisten dengan nilai-nilai etika di tengah perubahan yang terus menerus dan tekanan untuk berkompromi.

8. Pengaruh Pengambilan Keputusan pada Pembelajaran yang Memerdekakan

  • Pengambilan keputusan yang tepat dalam konteks pengajaran dapat memerdekakan murid dengan memberikan mereka ruang untuk berkembang sesuai dengan potensi dan minat mereka. Keputusan ini mencakup pemilihan metode pembelajaran yang adaptif, penyesuaian kurikulum sesuai kebutuhan murid, dan pemberian dukungan yang memungkinkan murid untuk menjadi pembelajar yang mandiri. Ini mempromosikan pembelajaran yang berpusat pada murid dan mengakui keragaman kemampuan dan kebutuhan mereka.

9. Pengaruh Pemimpin Pembelajaran pada Masa Depan Murid

  • Seorang pemimpin pembelajaran yang bijaksana dan etis dapat sangat mempengaruhi masa depan murid-muridnya. Keputusan yang mereka buat mengenai kurikulum, pendekatan pengajaran, dan kebijakan sekolah dapat membuka atau menutup peluang bagi murid. Keputusan yang berfokus pada pengembangan potensi murid dan pembentukan karakter positif akan memberikan dampak jangka panjang yang baik, membekali murid dengan keterampilan dan nilai-nilai yang mereka perlukan untuk sukses di masa depan.

10. Kesimpulan dari Pembelajaran Modul dan Keterkaitannya dengan Modul Lain

  • Kesimpulan dari modul ini adalah pentingnya pengambilan keputusan yang didasarkan pada prinsip-prinsip etika dan nilai-nilai moral yang kuat. Ini berhubungan erat dengan modul-modul sebelumnya yang mungkin membahas tentang pengembangan karakter, strategi pembelajaran, dan kepemimpinan. Modul ini memperdalam pemahaman tentang bagaimana prinsip-prinsip tersebut diterapkan dalam situasi nyata, terutama dalam konteks dilema etika.

11. Pemahaman tentang Konsep-konsep Pengambilan Keputusan

  • Memahami konsep dilema etika, bujukan moral, empat paradigma pengambilan keputusan, tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah pengambilan keputusan memberikan kerangka kerja yang kuat untuk menghadapi situasi yang kompleks. Hal-hal yang mungkin di luar dugaan adalah seberapa sistematis dan terstruktur proses ini, serta betapa pentingnya refleksi mendalam dalam setiap langkah untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah yang terbaik.

12. Pengalaman Sebelum Mempelajari Modul

  • Sebelum mempelajari modul ini, kita mungkin sudah pernah menghadapi dilema moral dalam pengambilan keputusan, tetapi tanpa kerangka kerja yang jelas. Setelah mempelajari modul ini, perbedaan utama adalah kemampuan untuk mendekati situasi dengan lebih banyak kesadaran dan strategi yang lebih sistematis, yang memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih seimbang dan bermakna.

13. Dampak Pembelajaran Modul terhadap Pengambilan Keputusan

  • Mempelajari konsep-konsep dalam modul ini dapat mengubah cara kita dalam mengambil keputusan, dari yang mungkin lebih intuitif dan reaktif menjadi lebih reflektif dan berdasarkan prinsip-prinsip yang jelas. Setelah mempelajari modul ini, kita menjadi lebih sadar akan pentingnya mengevaluasi setiap langkah dan mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari keputusan yang kita buat.

14. Pentingnya Mempelajari Topik Modul

  • Mempelajari topik ini sangat penting, baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Sebagai individu, ini memperdalam pemahaman kita tentang etika dan moralitas dalam pengambilan keputusan sehari-hari. Sebagai pemimpin, ini memberikan dasar yang kuat untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kesejahteraan semua pihak yang terlibat.

Mempelajari topik ini membantu memperkuat kualitas kepemimpinan kita, tidak hanya dalam konteks pendidikan tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan di mana pengambilan keputusan yang bijaksana dan etis sangat diperlukan.

Semoga apa yang kita pelajari tentang pentingnya peran seorang pemimpin dalam mengambil keputusan akan membuahkan masa depan yang gemilang bagi Indonesia._Hasruliza

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun