"Mutiara tidak terletak di tepi pantai. Jika kamu menginginkannya, kamu harus menyelam untuk mendapatkannya."
Sebagaimana tema yang ada yaitu Transformasi BRI Bawa UMKM Naik Kelas, penulis ingin mengusulkan dalam momentum HUT127BRI untuk sinergi program peningkatan sumber daya manusia (SDM) pelaku UMKM serta praktek intrapreneur untuk bekal menjadi pengusaha tangguh atau entrepreneur.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan pilar penting dalam perekonomian Indonesia sebagai salah satu penggerak roda ekonomi nasional. Saat terjadi krisis ekonomi tahun 1998, UMKM berkontribusi positif dalam menyelamatkan ekosistem ekonomi Indonesia.
Selain itu, kehadiran UMKM juga dapat menyerap tenaga kerja sehingga membantu pemerintah mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.Â
Juga majunya UMKM dapat mengurangi arus urbanisasi. Semakin banyak UMKM tumbuh di desa-desa, maka roda ekonomi akan berputar dipedesaan. Sehingga kota metropolitan bukan lagi menjadi tumpuan untuk mencari nafkah.Â
Baca juga:Â Bisnis Start-Up Banyak Mati Suri, Intrapreneur Solusinya?
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM bahwa perkembangan terakhir per Juni 2022, sudah 19,5 juta pelaku UMKM atau sebesar 30,4 persen dari total UMKM telah hadir pada platform e-commerce.
Termasuk pantauan penulis melalui survey Yayasan Kelola Sampah Indonesia (Yaksindo) Surabaya, khususnya pasca Pandemi Covid-19 justru UMKM semakin bertambah.
Khususnya dalam jenis usaha rintisan atau startup dan mereka belum terdata dan butuh penguatan karakter sumber daya manusia menuju pengusaha handal. UMKM ini juga yang banyak stag saat ini, karena mereka tidak cukup mental sebagai pengusaha.Â
Fakta bahwa UMKM menjadi tumpuan ekonomi bangsa Indonesia dalam kondisi terpuruk. Justru ekonomi Indonesia bertahan masa resesi, bukan karena dukungan usaha konglomerasi, tapi karena daya tahan banting UMKM.