Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Bisnis Potensial UMKM Minim Modal Anti Resesi, Memiliki Manfaat Ganda

21 Oktober 2022   14:41 Diperbarui: 21 Oktober 2022   19:05 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis dalam pendampingan penerbitan Perdes Sampah di Dataran Tinggi Dieng Wonosobo-Banjarnegara-Batang. Sumber: DokPri

"Artikel ini bukan opini tapi fakta langsung dari penulis alias sukses story dalam bisnis pengolahan sampah organik atau sampah basah. Bukan sampah yang lain seperti sampah kering plastik, kertas, besi dan lainnya." Asrul Hoesein, Founder Yayasan Kelola Sampah Indonesia (Yaksindo) Jakarta.

Dalam pengalaman penulis di bidang sosial dan bisnis (social entrepreneur) persampahan lebih kurang 10 tahun (2005-2015), fokus di pengelolaan bisnis sampah organik, untuk memberdayakan sampah menjadi pupuk dan biogas.

Demi independensi dalam pendampingan di masyarakat, tahun 2015 sampai saat ini, penulis berhenti bisnis, hanya fokus di social engineering (rekayasa sosial) agar tidak ada komplik interes bisnis dalam pendampingan dan pengembangan UMKM di masyarakat, perusahaan dan pemerintah.

Baca juga: Pj Gubernur Jakarta Heru Baru Saja Dilantik Sudah Keliru, Warga Bisa Gugat Soal Sampah

Lebih spesifik lagi, penulis banyak fokus mengawal UU Sampah dan pengembangan UMKM serta ekonomi kreatif  berbasis sampah di seluruh Indonesia.

Tanpa harus ikut berbisnis lagi, agar bisa lebih bebas bergerak dan berkreasi menciptakan program pro rakyat untuk mendukung pengembangan usaha yang paling potensi dikembangkan di segala ruang dan waktu. Tanpa mengenal usia dan paling anti resesi, terus bergerak dan bergerak dimana ada kehidupan, disitu usaha ini bisa bergerak dan berhasil guna.

Baca juga: Asrul Hoesein: PKPS adalah Lokomotif Ekonomi Sampah di Tengah Pandemi Covid-19

"Sangat disayangkan bila Pemerintah dan Pemerintah Daerah tidak mampu menaikkelaskan pemulung dan pengelola bank sampah menjadi pengusaha UMKM, jangan hanya mereka dipolitisir atau dieksploitasi menjadi ruang bancakan korupsi dana sampah dari APBN/D dan CSR-EPR" Asrul Hoesein, Founder PKPS Indonesia.

Menemukan Ide PKPS untuk Indonesia

Menambah keyakinan penulis berhenti setelah tahun 2015 menemukan solusi atau sebuah sistem tata kelola sampah berbasi regulasi, yaitu poros circular ekonomi, Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) yang berdiri di setiap kabupaten dan kota di Indonesia. (akan saya jelaskan tersendiri pada artikel lain).

Untuk sedikit memahami apa itu PKPS dan kenapa penulis berhenti bisnis di sampah? bisa saksikan pada video berikut ini: 

Kenapa Asrul Pilih Mundur Dari PKPS Indonesia, atau Klik di Sini. atau nonton Youtube dibawah:


Bisnis Tidak Akan Pernah Mati

Sampah organik atau umumnya masyarakat menyebutnya sampah basah, tapi sangat jarang yang tertarik dalam bisnis sampah organik ini, mungkin menganggap remeh.

Umumnya orang tertarik di bisnis sampah anorganik atau sampah kering, seperti plastik, kertas, besi, dan lainnya. Karena mungkin kedengaran banyak fulus tertulis di atas kertas.

Baca juga: Biaya Sampah Bukan dari APBN/D dan Retribusi, Tapi dari EPR dan CSR

Tapi dari sisi penghasilan, bisnis pengolahan sampah organik ini sangat menguntungkan, dan tidak akan pernah mati.

Sepanjang kehidupan masih ada, dan dimana saja berada, disitu ada sampah organik. Sangat menjanjikan bila bisnis ini ditekuni, dan tahan banting. Pada saat Pandemi Covid-19, bisnis ini tidak terpengaruh.

Efek ganda yang diperoleh dari bisnis sampah organik ini, juga ikut ciptakan kebersihan. Sampah organik merupakan sampah yang dominan di Indonesia, ada sekitar 80 persen dari total sampah yang jumlahnya sekitar 70-80 juta ton/tahun di Indonesia.

Baca juga: Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Jadi Tantangan Besar

Penulis dalam pendampingan pengelolaan sampah di masyarakat dan pemulung menuju UMKM. Sumber: DokPri
Penulis dalam pendampingan pengelolaan sampah di masyarakat dan pemulung menuju UMKM. Sumber: DokPri

Namun senyatanya yang paling potensi dan sangat mudah dan menguntungkan bisnisnya tanpa investasi besar adalah sampah organik. Harga produknya tidak akan terpengaruh dengan gejolak ekonomi dunia dan anti resesi.

Semakin bersih rumah tangga, lingkungan lainnya, maka semakin banyak dan/atau semakin bertambah produksi pupuk atau jenis produksi lainnya seperti pakan ternak, ikan ataupun energi biogas.

Disamping hanya membutuhkan teknologi tepat guna, juga tidak banyak atau hampir tidak ada pesaingnya dan bahan bakunya selalu tersedia.

"Pemulung Sampah dan UMKM sektor sampah tidak butuh modal dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah, hanya butuh jalankan dan taati UU Sampah saja" Asrul Hoesein, Founder Green Indonesia Foundation, Jakarta.

Baca juga: Meluruskan Arah Bank Sampah sebagai Perekayasa Sosial dan Bisnis

Produksinya bisa di masing-masing rumah dengan pola plasma inti dengan cara berkelompok.

Ada kelebihan khusus daripada bisnis sampah ini adalah "memaksa" sebuah perbuatan yang diperintahkan oleh Tuhan Ymk, yaitu silaturahmi atau bergotong royong.

Ini tantangan satu-satunya yang harus diikuti atau ditaati dalam bisnis sampah organik ini adalah gotong royong atau mengharuskan silaturrahmi dalam satu kawasan dan antar kawasan, namun kelebihannya semua akan diuntungkan setiap rumah tangga atau setiap sumber timbulan sampah.

Baca juga: Gubernur Jakarta dan Bali Keliru Sikapi Sampah Plastik

Apa saja yang bisa dihasilkan dari sampah organik ini, antara lain: pupuk kompos padat dan cair, pakan ternak, briket sampah, energi terbarukan biogas. Semua produk itu akan dibutuhkan sepanjang masa dan bernilai ekonomi.

Semua hasil olah dari sampah organik tersebut, menjadi kebutuhan di wilayah produksi. Tidak butuh mobilitas tinggi untuk menjualnya dan dibutuhkan.

Jadi bahan baku produksi dan kebutuhan akan pemakaiannya seiring, artinya ada bahan baku yang di produksi dan ada pula yang butuhkan hasil produksinya.

Baca juga:

Penulis dalam pendampingan pengelolaan sampah di masyarakat dan pemulung menuju UMKM. Sumber: DokPri
Penulis dalam pendampingan pengelolaan sampah di masyarakat dan pemulung menuju UMKM. Sumber: DokPri

Motivasi yang lebih menjanjikan adalah, potensi pasar pupuk organik tersebut sudah terbuka lebar, karena Presiden Jokowi melalui Menteri Pertanian telah menghapus subsidi pupuk organik.

Peluang besar bagi UMKM di daerah untuk memproduksi pupuk organik berbasis sampah, karena bisa langsung bermitra dengan pemerintah daerah setempat untuk memenuhi kebutuhan petani atau pekebun. 

Juga bahan baku produksi kompos, setiap hari di produksi manusia dan dibuang. Bahan baku inilah menjadi daya tarik besar untuk bisnis sampah organik. Karena mudah diperoleh serta gratis. Beda dengan bisnis lain yang membutuhkan modal besar untuk modal bahan bakunya.

"Menjadi kunci utama menumbuhkan minat masyarakat terjun dalam bisnis - UMKM - sampah adalah komitmen pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjalankan dengan serius UU Pengelolaan Sampah" Asrul Hoesein, Ketua Satgas Penegakan Regulasi Sampah Nawacita.

Satu sisi, peminat bisnis ini sangat kurang. Justru orang tidak tertarik karena pemerintah dan pemda masih monopoli sampah dan membuang sampah ke TPA.

Hanya akal yang sehat, cerdas dan kritis yang mampu menjalankan bisnis sampah organik ini. Karena sangat mudah dianggap remeh.

Baca juga: Sekali Lagi tentang BisPhenol-A Galon Air Minum Mineral, Ini Penting?

Penulis dalam pendampingan produksi briket sampah sebagai pengganti batubara. Sumber: DokPri
Penulis dalam pendampingan produksi briket sampah sebagai pengganti batubara. Sumber: DokPri

Itulah sehingga Tuhan Ymk mengatakan bahwa siapa yang mampu menggunakan akalnya akan kuberikan rahmat. Temukan kebesaran Tuhan Ymk dalam urusan sampah untuk kesehatan manusia dan lingkungan serta kesejahteraan dan peningkatan penghasilan masyarakat dari pengelolaan dan pengolahan sampah.

Baca juga: Asrul Menjawab WALHI Cs: Solusi Sampah Bukan Melarang Plastik Sekali Pakai dan Kemasan Sachet, Tapi EPR?

Bila ada pembaca artikel ini, berminat bisnis pupuk berbasis sampah, bisa hubungi penulis untuk advis follow up dalam pengembangan UMKM sekaligus mengawal Indonesia bersih sampah dan mendorong pembangunan pertanian organik terpadu bebas sampah di daerah domisili Anda di Indonesia.

Bagi pemula yang ingin masuk dalam bidang bisnis persampahan ini, bisa menjadi pertimbangan artikel ini, agar tidak salah dalam pilihan bisnisnya.

Penulis juga akan bersedia membantu program atau proposal dalam bisnis ini secara gratis, sila email ke hasrulhoesein@gmail.com  atau WA di 081287783331.

Testimoni pendampingan oleh penulis bisa saksikan di Pilah Olah Sampah Rumah  Tangga Pasuruan Part #1 Klik di Sini. atau di Kelola Sampah Kawasan Hotel Borobudur Jakarta, Klik di Sini. Silakan saksikan di Youtube penulis "Sampah Indonesia Channel" banyak testimoni disana.

Bagaimana Anda Berminat?

Jakarta, 21 Oktober 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun