Semua hasil olah dari sampah organik tersebut, menjadi kebutuhan di wilayah produksi. Tidak butuh mobilitas tinggi untuk menjualnya dan dibutuhkan.
Jadi bahan baku produksi dan kebutuhan akan pemakaiannya seiring, artinya ada bahan baku yang di produksi dan ada pula yang butuhkan hasil produksinya.
Baca juga:
Motivasi yang lebih menjanjikan adalah, potensi pasar pupuk organik tersebut sudah terbuka lebar, karena Presiden Jokowi melalui Menteri Pertanian telah menghapus subsidi pupuk organik.
Peluang besar bagi UMKM di daerah untuk memproduksi pupuk organik berbasis sampah, karena bisa langsung bermitra dengan pemerintah daerah setempat untuk memenuhi kebutuhan petani atau pekebun.Â
Juga bahan baku produksi kompos, setiap hari di produksi manusia dan dibuang. Bahan baku inilah menjadi daya tarik besar untuk bisnis sampah organik. Karena mudah diperoleh serta gratis. Beda dengan bisnis lain yang membutuhkan modal besar untuk modal bahan bakunya.
"Menjadi kunci utama menumbuhkan minat masyarakat terjun dalam bisnis - UMKM - sampah adalah komitmen pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjalankan dengan serius UU Pengelolaan Sampah" Asrul Hoesein, Ketua Satgas Penegakan Regulasi Sampah Nawacita.
Satu sisi, peminat bisnis ini sangat kurang. Justru orang tidak tertarik karena pemerintah dan pemda masih monopoli sampah dan membuang sampah ke TPA.
Hanya akal yang sehat, cerdas dan kritis yang mampu menjalankan bisnis sampah organik ini. Karena sangat mudah dianggap remeh.
Baca juga:Â Sekali Lagi tentang BisPhenol-A Galon Air Minum Mineral, Ini Penting?