"Harapan besar kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, agar benar-benar mengambil manfaat positif serta momentum perbaikan atau restorasi di tubuh Kepolisian RI."
Terlepas daripada kasus pembunuhan berencana atas Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir "J", oleh mantan Kadiv Propam Inspektur Jenderal Polisi Ferdy Sambo, di Duren Tiga, Jakarta Selatan (8/7/2022).
Mari kita bersama memberi kepercayaan kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk memutuskan perkara Tragedi Duren Tiga tersebut. Sambil terus memantau jalannya sidang para terdakwa.Â
Yakinlah Majelis Hakim akan bekerja profesional dan proporsional, karena sangat rawan bila kasus ini akan dipermainkan oleh para pihak, resiko sangat besar. Karena akan berhadapan dengan rakyat yang sudah terlanjur marah dan kecewa.
Sebuah Pesan Moral
Artikel kali ini, penulis coba akan berpikir dan menulis paradox terhadap rencana Tuhan Ymk, melalui tragedi Duren Tiga yang melibatkan banyak oknum polisi akibat skenario Ferdy Sambo.
Pada prinsipnya, mari kita sedikit berpikir panjang dalam menghadapi atau kritisi Ferdy Sambo yang melibatkan puluhan polisi diperiksa dan sebagian terlibat langsung dan sudah jadi terdakwa dan juga ikut disidangkan.
Tidak usah heran dan menggerutu pada Ferdy Sambo karena telah melibatkan berbagai pihak, karena istrinya saja dilibatkan dalam tragedi berdarah Duren Tiga Jakarta, apalagi orang lain.
Sekarang coba kita berpikir positif dari kejadian ini, artinya tidak ada masalah yang diberikan oleh Tuhan Ymk tanpa punya kepentingan dan manfaat bagi manusia. Sekalipun itu kegagalan atau kematian, pasti punya manfaat.
Hikmah Duren Tiga
Jadi apa yang terjadi semua itu adalah skenario Tuhan Ymk, melalui hamba-Nya yang sudah penulis sebut namanya diatas.
Kenapa Tuhan Ymk membuat skenario seperti itu, agar hamba-Nya, rakyat Indonesia dan lebih khusus polisi bisa sadar untuk kembali menata diri, bekerja dengan baik dan jangan curangi rakyat.
Kasus ini merupakan pintu perbaikan atau celah restorasi bagi polisi secara total, khususnya pada citra polisi dan para penegak hukum lainnya yang mulai kabur di mata masyarakat. Banyak hikmah bisa dipetik dalam kasus ini.
Termasuk kenapa Febri Diansyah yang mantan jubir KPK tergerak untuk membela terdakwa, itu semua skenario Tuhan.Â
Ini juga bertujuan untuk memperbaiki kinerja para pengacara, agar jangan maju tak gentar membela yang bayar. Karena Anda merupakan penegak hukum.
Mampukah Febri membawa amanah itu, atau dia juga bagian dari pengacara yang "cari duit" sebagai target utamanya dan mengabaikan kapasitasnya sebagai penegak hukum yang tidak boleh memanfaatkan celah kekurangan penuntutan untuk meringankan kliennya.
Maka penulis tidak protes Febri sebagai pembela terdakwa, biarkan saja. Febri juga punya amanah yang sama dengan kita untuk menata ulang penegakan hukum di Indonesia.Â
Minimal kita sebagai rakyat, harus kritis dan berani mengatakan apa adanya dan terlebih jangan suka memberi suap.
Cara Tuhan Ymk menata penegakan hukum adalah dengan menyorot atau melalui polisinya polisi, Kadiv Propam Mabes Polri. Titik star perbaikan polisi dari Mabes Polri, pada Ferdy Sambo.
Jadi tiba masanya Tuhan Ymk bereaksi atas kedzaliman manusia dengan manusia lainnya, memilih Ferdy Sambo dan tentu seluruh orang-orang dekat dengan Ferdy Sambo, jatuh korban nyawalah Brigadir "J". Kasus inilah menjadi pintu restorasi.
Tapi yakin bahwa Brigadir "J" tidak mati sia-sia, almarhum sudah baik tempatnya di sisi Tuhan-Nya. Begitu juga Ferdy Cs dipecat dengan tidak hormat, juga tidak sia-sia. Â Termasuk bila kelak akan menerima sanksi pidana mati.
Yoshua dan Ferdy semua bagian dari perbaikan hidup kehidupan, terkhusus di Polisi, yang diduga banyak tersandera kasus-kasus seperti judi, narkoba, distribusi BBM dan lainnya. Karena memang harus ada sebagai pemain atau lakon pentasnya yang dipilih oleh Tuhan.
Dalam perspektif penulis dalam artikel ini, penulis sebut bahwa siapa saja terlibat dalam kasus ini adalah bagian dari perbaikan penegakan hukum di Indonesia, mereka semua adalah pelopor restorasi penegakan hukum, karena dari merekalah terbuka pintu-pintu kebobrokan untuk di restorasi.
Maka, kita semua dan khususnya Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo serta seluruh jajarannya untuk mengambil hikmah dari tragedi Duren Tiga ini. Agar Polri berbenah menuju Polisi yang bersahabat dan setop hidup hedonisme di insan Polri.
Kehidupan hedonisme ini yang memaksa oknum polisi berbuat curang untuk mendapatkan materi diluar batas haknya.
Sedikit menitip pesan yang sering dengar "Jauhkan -N dan K - Niat dan Kesempatan dalam konteks negatif menghadapi perkara" demikian kata ayah penulis, almarhum Hoesein (kebetulan polisi juga satu sekolah di kepolisian Bandung tahun 1950an bersama ayah Ferdy Sambo, yaitu Mayjen Polisi Pieter Sambo). Â
Jangan kita hanya fokus dan memandang masalah ini semata pada pembunuhan pada Brigadir "J", tapi ambil hikmah besar sebagai pesan moral yang dikirim Tuhan Ymk ke bumi Indonesia yang kita cintai dan jaga bersama.
Bagaimana pendapat Anda?
Jakarta, 21 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H