Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Testimoni: Rahasia UMKM Hadapi Resesi

13 Oktober 2022   13:13 Diperbarui: 13 Oktober 2022   13:25 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: MentalKaya.Com

"Kegagalan adalah sebuah pelajaran yang diberikan oleh Tuhan untuk kita agar bisa belajar dan belajar untuk mencoba dan mencoba terus. Banyak di antara kita langsung merasa ciut dan berkecil hati setelah mengalami kegagalan, jangan dan terus bergerak."

Kemauan dan kerja keras adalah modal utama. Seorang pebisnis atau bahasa kerennya seorang entrepreneur haruslah mempunyai mental baja dan tidak mudah menyerah.

Lalu bagaimana supaya tidak menyerah?

Hidup adalah pilihan, menjadi pengusaha itu merupakan sebuah pilihan. Mau bertahan dalam bisnis, maka jangan jadikan altenatif setelah gagal menjadi pengawai (negeri/swasta).

Umumnya UMKM stag dan bahkan mati suri karena latah, sebagai pengelola atau pendiri bisnis itu hanya merupakan atau dijadikan alternatif, maka sangat mudah mereka meninggalkannya.

Mereka tinggalkan bisnisnya dengan alasan klize, modal. Padahal modal duit itu faktor kesepuluh untuk memulai sebuah bisnis.

Sedikit ada kesusahan, langsung kalut, mengeluh lalu cari peluang lagi dengan berpindah produk, padahal bukan produk yang salah, tapi human error. 

Mereka tidak pelajari kenapa ada masalah, tidak memahami bahwa masalah itu sesungguhnya bagus. Ujian untuk naik tingkat. 

Kenapa mereka lari? Karena tidak miliki jiwa bisnis, tidak yakin bahwa bisnis itu jauh lebih baik daripada menjadi pegawai.

Jadi sebenarnya yang perlu diperkuat sebelum terjun ke dunia bisnis, adalah non teknisnya. Miliki dahulu jiwa bisnis (entrepreneurship) dan perkuat terus jiwa itu selama usaha berjalan.

Kalau jiwa bisnis itu kuat, tidak akan terpengaruh pada badai apapun yang datang, tetap konsisten menghadapi setiap masalah yang muncul.

Kenapa mereka kuat karena basisnya yang kuat, yaitu bisnis adalah pilihan.

Testimoni Penulis dalam Mendirikan dan Menjalankan Kegiatan Bisnis/Sosial.

Sekira tahun 1986, penulis mendirikan usaha percetakan (kecil saja awalnya) di kampung (Kabupaten Bone Sulawesi Selatan) dan alhamdulillah usaha itu masih berjalan sampai sekarang, sudah generasi kedua menuju generasi ketiga.

Usaha rintisan yang kami maksud berdiri sejak 1986 dan sampai sekarang, bisa lihat di Group Penerbit dan Percetakan TriasMuda, klik di Sini.

Saya tidak banyak cerita proses sampai sekarang secara teori karena sudah banyak ilmunya di google, hanya sedikit saja yang saya sampaikan testimoni bagaimana pengalaman yang saya alami sehingga tahan resesi atau badai.

Usaha itu pula mengantar saya mendapat penghargaan sebagai pemuda pelopor dari pemerintah pusat sebanyak dua kali, masa ahir Presiden Soeharto.

Kiatnya sederhana, setiap karyawan saya target harus menjadi pengusaha paling lama 3 tahun saya bimbing sambil mereka bekerja di perusahaan saya, karyawan saya anggap sebagai mitra dan keluarga.

Sebelum karyawan mendirikan sendiri perusahaan, saya bina menjadi calon pengusaha terlebih dahulu menerapkan pola intrapreneur sebelum menjadi entrepreneur.

Nah, bila perusahaan mereka sudah berdiri di tempatnya sesuai pilihan mereka, selanjutnya menjadi mitra usaha saya selaku usaha inti. Kekuatan jejaring ini yang saling bersatu sehingga tahan banting bersama.

Semakin banyak karyawan saya memilih berbisnis, semakin kuat jaringan usaha. Usaha karyawan tersebut, juga tergantung pilihannya. Bukan saya yang menentukan, tapi mereka sendiri sesuai keinginan yang disertai minat yang bersangkutan. Tidak harus mengikuti usaha induknya milik saya.

Kiat berikut adalah, saya tidak pernah mengandalkan order dari pemerintah. Tapi selalu inovasi mengikuti apa keinginan pasar (konsumen), prinsipnya adalah pasar lama barang baru, pasar baru barang lama.

Alhamdulillah, masa paceklik resesi  1988 saya lewati lalu beberapa masalah klazik muncul juga lewati, termasuk Pandemi Covid-19 juga lewati.

Kebetulan masa Pandemi Covid-19 beberapa jenis usaha diberi dispensasi dan tetap bisa melakukan mobilisasi usaha dan distribusi. Termasuk usaha percetakan, jadi usaha saya tetap terus bergerak sampai sekarang melewati badai demi badai.

Ahirnya usaha rintisan tahun 1986 tersebut telah menghasilkan banyak turunan usaha dari berbagai jenis usaha, ada percetakan, catering, peternakan dan lain sebagainya dan tersebar di seluruh Indonesia.

Penulis Mendirikan Yayasan

Termasuk untuk menyalurkan kegiatan sosial bisnis, penulis mendirikan beberapa yayasan, antara lain saat ini adalah Yayasan Kelola Sampah Indonesia (Yaksindo) berpusat di Surabaya, dan ada yayasan di Jakarta.

Lalu selanjutnya dari cikal bakal tersebut, penulis ciptakan dan motivasi masyarakat seluruh Indonesia untuk bangun Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) di setiap kabupaten dan kota di Indonesia, sejak tahun 2018 sampai sekarang.

Demi menjaga independensi saya selaku pendiri dari PKPS itu, maka saya rela tidak masuk dalam bisnis itu dan juga tidak terlibat dalam struktur organisasinya mulai tingkat lokal sampai nasional, saya hanya sebagai orang tua saja.

Pernyataan saya bisa ikuti di YouTube saya Sampah Indonesia Channel dengan judul "Kenapa Asrul Pilih Mundur dari PKPS?" Klik di Sini.

Usaha inti tersebut di kampung tetap beraktifitas sampai sekarang, walau penulis stay di Jakarta. Karena semua usaha tersebut penulis sudah memilih pensiun dan dijalankan oleh generasi kedua. Lagi-lagi kembali ke pilihan hidup, artinya tentukan pilihan, itu rahasia sukses.

Jadi inti daripada sebuah ketahanan bisnis adalah dari awalnya, niat yang kuat dan buat pilihan, bukan sebuah alternatif dalam berbisnis. Setelah itu belajar dan belajar (iqra) tanpa henti.

Bagaimana pendapat Anda?

Jakarta, 13 Oktober 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun