Kiat berikut adalah, saya tidak pernah mengandalkan order dari pemerintah. Tapi selalu inovasi mengikuti apa keinginan pasar (konsumen), prinsipnya adalah pasar lama barang baru, pasar baru barang lama.
Alhamdulillah, masa paceklik resesi  1988 saya lewati lalu beberapa masalah klazik muncul juga lewati, termasuk Pandemi Covid-19 juga lewati.
Kebetulan masa Pandemi Covid-19 beberapa jenis usaha diberi dispensasi dan tetap bisa melakukan mobilisasi usaha dan distribusi. Termasuk usaha percetakan, jadi usaha saya tetap terus bergerak sampai sekarang melewati badai demi badai.
Ahirnya usaha rintisan tahun 1986 tersebut telah menghasilkan banyak turunan usaha dari berbagai jenis usaha, ada percetakan, catering, peternakan dan lain sebagainya dan tersebar di seluruh Indonesia.
Penulis Mendirikan Yayasan
Termasuk untuk menyalurkan kegiatan sosial bisnis, penulis mendirikan beberapa yayasan, antara lain saat ini adalah Yayasan Kelola Sampah Indonesia (Yaksindo) berpusat di Surabaya, dan ada yayasan di Jakarta.
Lalu selanjutnya dari cikal bakal tersebut, penulis ciptakan dan motivasi masyarakat seluruh Indonesia untuk bangun Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) di setiap kabupaten dan kota di Indonesia, sejak tahun 2018 sampai sekarang.
Demi menjaga independensi saya selaku pendiri dari PKPS itu, maka saya rela tidak masuk dalam bisnis itu dan juga tidak terlibat dalam struktur organisasinya mulai tingkat lokal sampai nasional, saya hanya sebagai orang tua saja.
Pernyataan saya bisa ikuti di YouTube saya Sampah Indonesia Channel dengan judul "Kenapa Asrul Pilih Mundur dari PKPS?" Klik di Sini.
Usaha inti tersebut di kampung tetap beraktifitas sampai sekarang, walau penulis stay di Jakarta. Karena semua usaha tersebut penulis sudah memilih pensiun dan dijalankan oleh generasi kedua. Lagi-lagi kembali ke pilihan hidup, artinya tentukan pilihan, itu rahasia sukses.
Jadi inti daripada sebuah ketahanan bisnis adalah dari awalnya, niat yang kuat dan buat pilihan, bukan sebuah alternatif dalam berbisnis. Setelah itu belajar dan belajar (iqra) tanpa henti.