Kalau memang Ganjar sebagai endorses Presiden Jokowi, bahas pada sebuah item strategi. Akui kekurangan program Jokowi yang belum jalan dan sementara berjalan.
Jangan hanya bicara positif yang ada, karena masih banyak program-program kerakyatan Jokowi selama dua periode belum berjalan.Â
Penulis sebutkan, program Indonesia Bersih. Ini nol besar dalam pengelolaan sampah. Program 2000 Demplot Desa Organik, belum ada satupun berhasil selama delapan tahun Presiden Jokowi (penulis sangat paham, karena kawal masalah sampah dan desa organik ini).
Antara lain koreksi penulis bisa baca di Kompasiana dan coba tonton atau dengar penjelasan penulis di TVRI "Sekali Lagi tentang BisPhenol-A Galon Air Minum Mineral, Ini Penting?" klik di Sini dan TVOne "Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Jadi Tantangan Besar" klik di Sini.
Kesalahan fatal think tank Ganjar, tidak ada yang mendekati elit-elit PDI-P yang anti Ganjar secara gerilya, atau strategi paradox. Semua dibiarkan berdendang menjatuhkan Ganjar.
Lebih parahnya lagi, Ganjar seakan lepas dari partainya sendiri, PDI-P. Hal ini nampak think tank Ganjar tidak memperhatikan atau waspada adanya resistensi internal.
Think Tank Ganjar dan termasuk tim relawan Jokowi berani mengemuka karena merasa didukung oleh Presiden Jokowi, ini memang benar tapi terlalu euforia.
Seperti pelaksanaan Musyawarah Rakyat (Musra) gabungan relawan Jokowi, ini semua merusak Ganjar menuju kandidasi. Kelihatan yang stres bukan Ganjar tapi relawan Jokowi yang stres.
Mereka lupa bahwa Presiden Jokowi juga tidak punya power di PDI-P, ahirnya stag sampai sekarang. Seharusnya think tank Ganjar atur strategi baru.
Think thank dan termasuk Ganjar sendiri sepertinya terlena dengan sikap dan rencana Ketum PDI-P Megawati, untuk majukan Puan Maharani sebagai kandidat Capres dari PDI-P.
Malah terkesan ingin melawan PDI-P bila terganjal, dengan strategi berdirinya lebih cepat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), dengan Golkar, PPP dan PAN.Â
Segera lakukan formasi ulang internal think thank yang sepertinya tidak rapi antar satu kelompok dengan kelompok lainnya. Lakukan rebranding segera, belum terlambat.Â