"Memang kita di Indonesia ini aneh bin ajaib, karena batu bara yang berlimpah diciptakan oleh Tuhan Ymk dan diberikan pada Indonesia, hanya taunya kita eksploitasi habis-habisan untuk diekspor namun kebutuhan dalam negeri antisipasi krisis energi tidak terpenuhi, malah minus batu bara. Bagaimana bisa?"
Politik kompor oligarki; Indonesia ekspor batu bara tapi Impor BBM dan Gas. Coba cari tahu siapa saja yang produksi massal kompor listrik????
Jual ke luar negeri atau ekspor batu bara, batu bara ke industri dalam negeri minus, lebih parah lagi beli dari luar negeri atau impor BBM dan Gas. Sungguh luar biasa cerdas, eh salah, bodoh banget bertindak. Hanya untuk kibuli rakyatnya sendiri.
Tahu kita bahwa Indonsia itu merupakan ekspor batu bara Indonesia terbesar ke-2 di dunia, tapi di negeri sendiri krisis pasokan batu bara ke industri termasuk ke PLN.
Kenapa bukan batu bara dijadikan energi listrik? Mau alasan klize, lingkungan. Itu hanya pembohongan publik saja. Disini letak motivasi atau alasan "pembohongan publik" agar batu bara tidak dipakai di dalam negeri.
Jadi terbaca bahwa ada kepentingan oligarki bermain dan mengisap terus darah rakyat sendiri, tanpa merasa berdosa. Oknum pejabat pemerintah kita ini memang bebal dan tanpa rasa dan malu lagi.
Batu bara tidak perlu dibuat oleh manusia. Tuhan Ymk, sudah memberikan itu ke negara kita. Dengan jumlah yang sangat melimpah. Kenapa bukan itu yang dijadikan bahan baku listrik. Listrik bisa dihasilkan dari batu bara dengan sangat murahnya.
Berdasarkan data BP’s Statistical Review of World Energy 2021 yang dikutip pada Sabtu (1/1/2022), volume ekspor batu bara Indonesia pada tahun 2020 mencapai 8,51 juta ton.
Angka tersebut setara dengan 26,8 persen dari total volume ekspor batu bara di dunia. Adapun volume ekspor batu bara dunia pada tahun 2020 secara keseluruhan mencapai 31,78 juta ton.
Coba kita intip negara eksportir batu bara terbesar di dunia (2020), perhatikan Indonesia di posisi mana? sebagai berikut:
- Australia: 9,25 juta ton (29,1 persen)
- Indonesia: 8,51 juta ton (26,8 persen)
- Rusia: 5,66 juta ton (17,8 persen)
- Kolombia 1,66 juta ton (5,2 persen)
- Afrika Selatan 1,64 juta ton (5,2 persen)
- Amerika Serikat 1,62 juta ton (5,1 persen)