Mengutip pernyataan Azrul di berbagai media, sangat jelas Azrul memahami dirinya sebagai leader dan founder yang bertanggungjawab.
Ini baru pemimpin yang benar. Bukan pemimpin yang pandai ngeles dan tanggungmenjawab tapi tanggungjawab.
Azrul yang tidak mau anak buahnya disalahkan, tapi itu maunya salah dia atau salah pemimpin.Â
Artinya Azrul tidak cengeng, gentle dan mau bertanggungjawab sebagai leader dan sekaligus founder Persebaya.
"Harus Saya yang Menanggung" itu kata Azrul, juga dia merasa paling layak disalahkan atas performa buruk Persebaya. Dia tidak ingin ada orang lain yang menanggungnya.
"Saya yang mengecewakan teman-teman semua, dengan hasil Persebaya di lapangan. Itu salah saya," jelas Azrul.
"Saya tidak ingin orang lain merasakan akibatnya. Harus saya yang menanggung" tegas pria kelahiran Samarinda, Kalimantan Timur.Â
Pria kalem ini juga seorang wartawan mengikuti jejak abah Dahlan Iskan, Azrul juga penggemar sepeda sampai ke luar negeri membawa nama Indonesia. Penulis banyak intip aktifitas Azrul, anak muda calon pemimpin bangsa ini.
Saran kepada manajemen Persebaya, agar duduk kembali bersama Azrul, untuk bicarakan masalah yang menjadi pemicunya.Â
Azrul dibutuhkan oleh Persebaya, kita butuh Azrul, bukan Azrul butuh kita. Azrul dibutuhkan sepak bola Indonesia. Malah harapan saya, Azrul segera masuk ke PSSI untuk sepak bola tanah air.
Siapa Pemilik Persebaya?