Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Filosofi Adat "Siri Na Pacce" Kausalitas Sambo Bunuh Yoshua, Benarkah?

10 September 2022   21:23 Diperbarui: 10 September 2022   22:14 1997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya karangan bunga yang terpasang di sekitar rumah Ferdy Sambo di Jl. Duren Tiga dan Jl. Saguling Pancoran Jakarta Selatan itu, sepertinya di pasang oleh teman-teman sekolah Ferdy Sambo saat di SMA Negeri 1 Makassar. Kebetulan Ferdy Sambo memang berasal dari Sulawesi Selatan.

Sekedar informasi di Sulawesi Selatan (sebelum mekar Sulawesi Barat), ada empat suku, yaitu: Bugis, Makassar, Tator dan Mandar. Setelah Mekar, Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar dan Tator) dan Sulawesi Barat (Mandar).

Rumah Ferdy di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan dihiasi dengan karangan bunga tulisan Siri Na Pacce. Sumber: OkeZone-Nasional 
Rumah Ferdy di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan dihiasi dengan karangan bunga tulisan Siri Na Pacce. Sumber: OkeZone-Nasional 

Makna Siri Na Pacce

Siri Na Pacce merupakan filosofi hidup masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) yang berarti menjaga harga diri serta kokoh dalam pendirian.

Kearifan lokal Siri' Na Pacce' dari Bugis Sulsel ini juga sesungguhnya terjabar dalam Pancasila. Nilai-nilai dalam falsafah tersebut senantiasa dipertahankan masyarakat Bugis-Makassar dalam tatanan kehidupan.

"Siri" merupakan bahasa Bugis yang berarti malu. Sementara "Pacce" merupakan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, semangat rela berkorban, bekerja keras, dan pantang mundur.

Kaitan Kasus Sambo?

Nah, dalam kaitan Kasus Ferdy Sambo yang mungkin tujuan dari papan karangan bunga itu. Dalam memberi dukungan bahwa "Kenapa Ferdy Melakukan Pembunuhan?"

Sahabat atau keluarga Ferdy Sambo (melalui karangan bunga) menyampaikan bahwa, apa yang dilakukan Ferdy Sambo terhadap Brigadir Yoshua itu bagian daripada "Siri Na Pacce" efek pelecehan seksual, dimaknakan ada efek "Siri atau Malu" karena keluarga dilecehkan.

Artinya Ferdy Sambo merasa malu (Bugis: Masiri) istrinya Putri Candrawathi di perlakukan semena-mena atau dihina atau dilecehkan harga dirinya oleh orang lain. Maka terjadilah pembunuhan itu. (bagian daripada proses meringankan hukuman).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun