Sebenarnya karangan bunga yang terpasang di sekitar rumah Ferdy Sambo di Jl. Duren Tiga dan Jl. Saguling Pancoran Jakarta Selatan itu, sepertinya di pasang oleh teman-teman sekolah Ferdy Sambo saat di SMA Negeri 1 Makassar. Kebetulan Ferdy Sambo memang berasal dari Sulawesi Selatan.
Sekedar informasi di Sulawesi Selatan (sebelum mekar Sulawesi Barat), ada empat suku, yaitu: Bugis, Makassar, Tator dan Mandar. Setelah Mekar, Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar dan Tator) dan Sulawesi Barat (Mandar).
Makna Siri Na Pacce
Siri Na Pacce merupakan filosofi hidup masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) yang berarti menjaga harga diri serta kokoh dalam pendirian.
Kearifan lokal Siri' Na Pacce' dari Bugis Sulsel ini juga sesungguhnya terjabar dalam Pancasila. Nilai-nilai dalam falsafah tersebut senantiasa dipertahankan masyarakat Bugis-Makassar dalam tatanan kehidupan.
"Siri" merupakan bahasa Bugis yang berarti malu. Sementara "Pacce" merupakan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, semangat rela berkorban, bekerja keras, dan pantang mundur.
Kaitan Kasus Sambo?
Nah, dalam kaitan Kasus Ferdy Sambo yang mungkin tujuan dari papan karangan bunga itu. Dalam memberi dukungan bahwa "Kenapa Ferdy Melakukan Pembunuhan?"
Sahabat atau keluarga Ferdy Sambo (melalui karangan bunga) menyampaikan bahwa, apa yang dilakukan Ferdy Sambo terhadap Brigadir Yoshua itu bagian daripada "Siri Na Pacce" efek pelecehan seksual, dimaknakan ada efek "Siri atau Malu" karena keluarga dilecehkan.
Artinya Ferdy Sambo merasa malu (Bugis: Masiri) istrinya Putri Candrawathi di perlakukan semena-mena atau dihina atau dilecehkan harga dirinya oleh orang lain. Maka terjadilah pembunuhan itu. (bagian daripada proses meringankan hukuman).