"Saat ini pemerintah harus membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM," Presiden Jokowi saat mengumumkan kenaikan harga BBM di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Sabtu, (3/9/2022).
Ya, naikkan saja dan setuju Pak Jokowi, asal jangan saja pengalihan subsidi BBM itu di korupsi lagi dan lagi. Capek rakyat ini dibohongi dengan retorika, tapi ujungnya tetap saja korupsi.
Apa maunya pemerintah itu yang jadi, suka tidak suka rakyat pasti akan taat menerimanya, okey lanjutkan Pak Jokowi.
Kami rakyat tetap optimis saja bahwa kenaikan BBM itu akan lebih baik, demi menjaga stabilitas keuangan negara. Daripada stres pikirkan kenaikan BBM itu, biasa sajalah.
Paling lama pikirnya satu hari saja, setelah itu kembali normal lagi atas suasana kenaikan BBM itu. Pengalaman ini sudah biasa dialami, masih ada banyak uang untuk beli BBM.
Kami malah tidak pusing Pak Jokowi, BBM itu lebih murah daripada Air Mineral, itupun kami masih mampu minum dengan air mineral, tanpa masak air lagi.
Sementara kebutuhan air itu lebih besar daripada BBM. Jadi no problem BBM naik lagi, malah kenaikannya itu kami pikir terlalu kecil Pak Jokowi. Kalau bisa awal tahun depan naikkan lagi, kami tunggu dan mendukung kebijakannya.
Harap masyarakat santai dan tetap tenang saja untuk tidak melakukan pembelian berlebih atau panic buying menyusul pengumuman kenaikan harga BBM siang ini oleh Presiden Jokowi.
dan.....
Paling penting dijaga oleh pemerintah dan pemda hal ketahanan pangan, tahun depan diperkirakan terjadi kekeringan, berpotensi bisa terjadi gagal panen.
Kalau panen berhasil, mau naikkan BBM lagi no problem, pertanyaannya kalau gagal panen mau kemana rakyat ini?
Wacana kenaikan harga BBM bersubsidi sudah mencuat dalam beberapa waktu terakhir seiring membengkaknya nilai subsidi energi yang mencapai Rp 502 triliun.
Anggaran subsidi dan kompensasi energi yang ditanggung pemerintah naik sampai Rp 502,4 triliun dari awalnya Rp 152,5 triliun.
Terdiri dari susbidi untuk BBM dan LPG dari Rp 77,5 triliun menjadi Rp 149,4 triliun, listrik Rp 56,5 triliun ke Rp 59,6 triliun.
dan.....
Kompensasi BBM dari Rp 18,5 triliun menjadi Rp 252,5 triliun serta kompensasi listrik naik dari Rp 0 jadi Rp 41 triliun sehingga total subsidi dan kompensasi untuk BBM, LPG, listrik itu menapai Rp 502,4 triliun.
Bendahara Negara atau Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberi signal beberapa waktu lalu, bahwa anggaran subsidi dan kompensasi energi akan kembali membengkak sebesar Rp 198 triliun, jika tidak ada kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar.
Jelas bahwa penyebab kenaikan harga bahan BBM subsidi, khususnya yang dijual oleh PT Pertamina (Persero) di tengah turunnya harga minyak dunia.
Menteri ESDM Arifin Tasrif selanjutnya menjabarkan penyesuaian harga BBM terbaru mulai hari ini yakni sebagai berikut:
Harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter
Harga Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter
Harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter
Nah, itu semua kalkulasi pemerintah, walau rakyat tidak terlalu pusing dengan angka-angka itu.
Pastinya, rakyat cuma berharap, pengalihan subsidi itu janganlah di korupsi. Rakyat sudah capek dibohongi. Paham ya ???
Jakarta, 3 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H