Kalau panen berhasil, mau naikkan BBM lagi no problem, pertanyaannya kalau gagal panen mau kemana rakyat ini?
Wacana kenaikan harga BBM bersubsidi sudah mencuat dalam beberapa waktu terakhir seiring membengkaknya nilai subsidi energi yang mencapai Rp 502 triliun.
Anggaran subsidi dan kompensasi energi yang ditanggung pemerintah naik sampai Rp 502,4 triliun dari awalnya Rp 152,5 triliun.
Terdiri dari susbidi untuk BBM dan LPG dari Rp 77,5 triliun menjadi Rp 149,4 triliun, listrik Rp 56,5 triliun ke Rp 59,6 triliun.
dan.....
Kompensasi BBM dari Rp 18,5 triliun menjadi Rp 252,5 triliun serta kompensasi listrik naik dari Rp 0 jadi Rp 41 triliun sehingga total subsidi dan kompensasi untuk BBM, LPG, listrik itu menapai Rp 502,4 triliun.
Bendahara Negara atau Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberi signal beberapa waktu lalu, bahwa anggaran subsidi dan kompensasi energi akan kembali membengkak sebesar Rp 198 triliun, jika tidak ada kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar.
Jelas bahwa penyebab kenaikan harga bahan BBM subsidi, khususnya yang dijual oleh PT Pertamina (Persero) di tengah turunnya harga minyak dunia.
Menteri ESDM Arifin Tasrif selanjutnya menjabarkan penyesuaian harga BBM terbaru mulai hari ini yakni sebagai berikut:
Harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter
Harga Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter
Harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter
Nah, itu semua kalkulasi pemerintah, walau rakyat tidak terlalu pusing dengan angka-angka itu.