Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ini Rumah Kita: Kompasiana Beyond Blogging

29 Agustus 2022   08:48 Diperbarui: 29 Agustus 2022   08:56 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: shutterstock

"Literasi bukan hanya tentang membaca, menulis, dan memahami. Ini tentang budaya, profesionalisme, dan pandangan sosial." -- Taylor Ellwood

Sebenarnya sudah cukup lama saya berada di rumah besar Kompasiana ini, sejak medio tahun 2009, awal lahirnya Kompasiana.

Antara lain awal artikel saya di tahun 2009 "Disiplin Anggaran Kunci Sukses Otonomi Daerah". Cuma kurang aktif, sering pergi-pergi, namanya saja pemulung sampah... Hehehe

Artikel singkat ini, secara subyektif yes, karena memang saya diantara sekian banyak Kompasianer (sebutan penulis di Kompasiana) yang suka menulis disini dan disini.

Kompasiana Beyond the Limit

Maka saya sebut Kompasiana beyond the limit, jauh melampaui batas untuk menguji diri dalam membaca dan menulis disini, rumah besar literasi Kompasiana, rumah kita bersama yang keren cadas.

Karena beyond-nya, maka sampai saya lupa atau abai menulis pada blog atau web sendiri, ternyata daya tarik Kompasiana adalah komunikasi antar Kompasianer, mengalahkan blog pribadi yang bisu (walau transfer paypalnya lebih tinggi).

Blog saya di Asrul Hoesein Diary, silakan berkunjung, klik di Sini. Pada blog saya banyak di siapkan proposal-proposal program pemgembangan bisnis dan UMKM, termasuk bidang sampah dan lingkungan.

Yes Kompasiana diakui, bukan karena saya kompasianer. Memang melampaui batas toleransi, lebih 25 persen copas tulisan orang otomatis di blokir atau kena sensor, oops!!!, tentu malu rasanya kalau muncul tulisan itu... Hehehe

Tapi dengan sensor tersebut, malah semakin menggairahkan atau memotivasi diri menulis dan menulis. 

Kompasiana tempatnya belajar melatih diri untuk disiplin menulis, jujur dan percaya diri agar beyond atau lebih segalanya.

Yes, Kompasiana beyond the inspiration, lebih dari menginspirasi, malah sangat menginspirasi. Kadang lebih apa yang dibayangkan atau beyond imagination.

Kenapa?

Sahabat para Kompasianer, hebat dan keren artikelnya. Dari artikel sahabat Kompasianer tersebut bisa menginspirasi untuk kita ciptakan artikel lagi dan lagi.

"Beberapa orang mengatakan mereka tersesat dalam buku dan catatan, tetapi saya menemukan diri saya, lagi dan lagi, di halaman-halaman Kompasiana yang bagus"

Juga beyond expectation dalam arti lebih dari yang diharapkan. Ada rewardnya, walau menulis bukan tujuan utama daripada mendapatkan reward atau cuan.

Tapi karena sebuah pengabdian untuk jembatan komunikasi bagi rakyat dan bangsa, pilar ke empat demokrasi, pers. Setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Jujur saya akui bahwa Kompasiana melebihi - komunitas blogging - tandingannya atau beyond compare atau tidak ada tandingannya, penilaian subyektifitas.

Beberapa kali saya amati,ternyata Kompasiana, sama saja sebuah kota metropolitan atau sekelas lebih tinggi lagi, megapolitan. Terus beraktifitas 1x24 jam, kota tidak ada matinya dengan kendaraan.

Begitu juga lalu lintas artikel Kompasianer di Kompasiana, para sahabat hebat Kompasianer silih berganti upload atau mengirim artikel 1x24 jam non setop, ahirnya Kompasiana melebihi kata-kata, tidak bisa dijelaskan atau beyond expression.

Kompasiana mempunyai nilai kebebasan yang tidak dimiliki oleh media atau blog lainnya. Penulis atau Kompasianer tidak harus menyesuaikan tulisan dengan selera pasar, tapi lebih bagus lagi bila mau ikuti konsumen atau sidang pembaca.

Penulis bisa bebas mengekpresikan dirinya lewat untaian kata maupun kalimat di Kompasiana, memang tempatnya belajar dan bersilaturahim sesama Kompasianer.

Hanya ada satu permintaan sebagai kompasianer, adalah rapikan nama kompasianer sesuai KTP atau Paspor, nama bisa disingkat.

Pernah juga saya khusus menulis artikel atas usulan ini di sini "Akun Kompasianer Disesuaikan KTP atau Paspor" Tidak akrab rasanya bila ada Kompasianer tidak pakai namanya, atau pakai istilah lain, anonim saja. Maaf.

Pastinya memunculkan minimal satu frasa kata nama Kompasianer sesuai KTP atau Paspor, biar lebih terasa akrab disiplin dan profesional di rumah besar - Beyond Blogging - Kompasiana, yang tertulis dan terdata sesuai KTP atau Paspor.

Ada info di Cara Menulis di Kompasiana, Ada Cuannya! Meski memposting tulisan, tapi akun tanpa centang tidak melengkapi data apa pun. Mungkin disebut kompasianer pun bukan. Sebab dari caranya, kayak gak niat gitu! Betul juga.

Kompasianer Go Beyond, Ayo mari kita lebih baik lagi untuk melampaui diri dalam beyond words, agar melebihi kata-katanya, atau tindakan kita bisa lebih hebat dari kata-katanya. Jaga rumah kita bersama, Kompasiana.

Tips Menulis di Kompasiana di Sini

Ref: 1, 2

Jakarta, 29 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun