Kompasiana tempatnya belajar melatih diri untuk disiplin menulis, jujur dan percaya diri agar beyond atau lebih segalanya.
Yes, Kompasiana beyond the inspiration, lebih dari menginspirasi, malah sangat menginspirasi. Kadang lebih apa yang dibayangkan atau beyond imagination.
Kenapa?
Sahabat para Kompasianer, hebat dan keren artikelnya. Dari artikel sahabat Kompasianer tersebut bisa menginspirasi untuk kita ciptakan artikel lagi dan lagi.
"Beberapa orang mengatakan mereka tersesat dalam buku dan catatan, tetapi saya menemukan diri saya, lagi dan lagi, di halaman-halaman Kompasiana yang bagus"
Juga beyond expectation dalam arti lebih dari yang diharapkan. Ada rewardnya, walau menulis bukan tujuan utama daripada mendapatkan reward atau cuan.
Tapi karena sebuah pengabdian untuk jembatan komunikasi bagi rakyat dan bangsa, pilar ke empat demokrasi, pers. Setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Jujur saya akui bahwa Kompasiana melebihi - komunitas blogging - tandingannya atau beyond compare atau tidak ada tandingannya, penilaian subyektifitas.
Beberapa kali saya amati,ternyata Kompasiana, sama saja sebuah kota metropolitan atau sekelas lebih tinggi lagi, megapolitan. Terus beraktifitas 1x24 jam, kota tidak ada matinya dengan kendaraan.
Begitu juga lalu lintas artikel Kompasianer di Kompasiana, para sahabat hebat Kompasianer silih berganti upload atau mengirim artikel 1x24 jam non setop, ahirnya Kompasiana melebihi kata-kata, tidak bisa dijelaskan atau beyond expression.
Kompasiana mempunyai nilai kebebasan yang tidak dimiliki oleh media atau blog lainnya. Penulis atau Kompasianer tidak harus menyesuaikan tulisan dengan selera pasar, tapi lebih bagus lagi bila mau ikuti konsumen atau sidang pembaca.