Baca juga:Â Relawan Jokowi Bukan Urus Capres, tapi Evaluasi Program Nawacita
Ganjar ini salah langkah menuju Pilpres 2024, saat sosialisasi tahun lalu, tidak ada konsultasi atau minta petunjuk Megawati, Ganjar hanya berpedoman pada kekuatan Presiden Jokowi. Disitu kelirunya Ganjar, lemah analisa politik serta tidak mampu memanaje komplik atau irama politik antara Megawati, Jokowi dan Prabowo.
Jokowi tidak akan bisa menekan Megawati dan Prabowo. Justru Presiden Jokowi bisa saja ditekan oleh Megawati, yang banyak peran atas perjalanan karir politik Jokowi dan keluarganya.
Termasuk Ganjar banyak diuntungkan oleh PDI-P, menuju Gubernur Jateng, tuh dulu Puan sebagai Ketua Timses Ganjar menuju Jateng-01, juga sebelumnya dengan PDI-P, duduk sebagai anggota DPR RI.
Demokrasi Indonesia sedang dirampok oleh kekuatan rasa elite dan oligarkis. Implikasinya, kedaulatan rakyat menjadi imposible atau nonsense alias omong kosong.
Baca juga:Â Musra; Relawan Jokowi Keliru Strategi, Mendorong Paduka ke Jurang
Penulis harap dan meminta kepada masyarakat Indonesia agar kembali merenung dan merebut hak daulatnya yang terampas oleh oligarki dan kekuatan elit-elit politik yang rakus materi dan kekuasaan.
Fakta terkait hal tersebut, dapat diamati dari keputusan publik yang justru teramputasi di lingkaran elite tanpa menimbang aspirasi ataupun kehendak rakyat. Inilah bahaya elitabilitas.
Untuk itu, bagi penulis bahwa masyarakat perlu kritis dalam menyikapi politik demokrasi di Indonesia, mempertegas akan pentingnya elektabilitas daripada kuasa elitabilitas yang dibungkus rasa dan oligarki.
Jakarta, 27 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H