Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Elektabilitas Vs Elitabilitas Menuju Pilpres 2024

27 Agustus 2022   07:19 Diperbarui: 27 Agustus 2022   07:23 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase Joko Widodo, Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto/net by RMOL Jakarta

Baca juga: Relawan Jokowi Bukan Urus Capres, tapi Evaluasi Program Nawacita

Ganjar ini salah langkah menuju Pilpres 2024, saat sosialisasi tahun lalu, tidak ada konsultasi atau minta petunjuk Megawati, Ganjar hanya berpedoman pada kekuatan Presiden Jokowi. Disitu kelirunya Ganjar, lemah analisa politik serta tidak mampu memanaje komplik atau irama politik antara Megawati, Jokowi dan Prabowo.

Jokowi tidak akan bisa menekan Megawati dan Prabowo. Justru Presiden Jokowi bisa saja ditekan oleh Megawati, yang banyak peran atas perjalanan karir politik Jokowi dan keluarganya.

Termasuk Ganjar banyak diuntungkan oleh PDI-P, menuju Gubernur Jateng, tuh dulu Puan sebagai Ketua Timses Ganjar menuju Jateng-01, juga sebelumnya dengan PDI-P, duduk sebagai anggota DPR RI.

Demokrasi Indonesia sedang dirampok oleh kekuatan rasa elite dan oligarkis. Implikasinya, kedaulatan rakyat menjadi imposible atau nonsense alias omong kosong.

Baca juga: Musra; Relawan Jokowi Keliru Strategi, Mendorong Paduka ke Jurang

Penulis harap dan meminta kepada masyarakat Indonesia agar kembali merenung dan merebut hak daulatnya yang terampas oleh oligarki dan kekuatan elit-elit politik yang rakus materi dan kekuasaan.

Fakta terkait hal tersebut, dapat diamati dari keputusan publik yang justru teramputasi di lingkaran elite tanpa menimbang aspirasi ataupun kehendak rakyat. Inilah bahaya elitabilitas.

Untuk itu, bagi penulis bahwa masyarakat perlu kritis dalam menyikapi politik demokrasi di Indonesia, mempertegas akan pentingnya elektabilitas daripada kuasa elitabilitas yang dibungkus rasa dan oligarki.

Jakarta, 27 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun