Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Seks, Tontonan atau Tuntunan

26 Agustus 2022   07:52 Diperbarui: 26 Agustus 2022   07:56 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: beritagar.id-rul62

"Banyak dari spesies makhluk hidup terbagi menjadi varian laki-laki dan perempuan yang disebut sebagai jenis kelamin atau seks. Reproduksi seksual melibatkan penggabungan dan pencampuran sifat-sifat genetik yang akan diturunkan dari kedua orang tua melalui gamet." Wikipedia

Bangsa dan masyarakat di Indonesia, khususnya di daerah atau kampung masih sangat tabu bicara seks pada anak remajanya.

Apalagi seperti kampung halaman saya jauh dari Jakarta (Bugis, penulis), padahal itu sangat penting pada keluarga hal edukasi seks, demi mencegah dampak negatifnya.

Edukasi (tuntunan) sebagai pintu pencegahan atas pelecehan atau kekerasan (tontonan) seksual serta mencegah seks bebas, demi kesehatan dan agama serta efek lainnya.

Coba kita amati, pemberitaan media massa, mainstream ataupun dalam pemberitaan online di Indonesia, kasus pelecehan atau kekerasan seksual semakin meningkat tajam. Itu akibat minimnya edukasi dari internal keluarga.

Jumlah kasus yang terjadi pun sekarang ibarat fenomena gunung es. Kebanyakan para korban lebih memilih untuk diam, malu dan takut.

Coba kita amati, begitu gampang persoalan "pelecehan seks" dijadikan alasan pembenar, seperti awalnya kasus Brigadir J di skenario sebagai perbuatan tercela, dan seterusnya. 

Kasus pelecehan ataupun kekerasan seksual tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga banyak terjadi dan korban pada anak-anak ataupun remaja.

Ini yang sangat mengkhawatirkan dan perlu dicegah dengan cara komunikasi orang tua dan anaknya secara kondusif.

Jangan tabu bicara seks atau beri pendidikan seks pada anak remaja yang berangkat dewasa, agar tidak terjerumus dalam pelecehan atau tindak pidana kejahatan seks itu sendiri.

Pengetahuan seks juga dapat menjadi bekal bagi anak untuk menyaring berbagai informasi seks yang simpang-siur di luar sana atau pada media online.

Zaman sekarang ini kata "seks", hal yang tabu dikalangan remaja, karena itu tidak jarang di antara mereka yang pernah melihat atau melakukannya, karena hanya sekedar ingin mencoba.

Jadi untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, maka perlu adanya edukasi dini pada anak remaja oleh orang dewasa/tua atau siapapun yang terlibat dikalangan remaja.

Mari kita bersama merubah paradigma tabu menjadi hal yang terbuka atau edukatif tentang pendidikan seks pada anak remaja kita.

Seks edukasi ini merupakan tanggung jawab kita sebagai orang tua. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa seks edukasi pada anak berbeda dengan mengajarkan anak melakukan seks.

Serta memberikan pemaham pada remaja mengenai etika dan aturan sosial yang berlaku serta dampak yang dapat ditimbulkan oleh tindakan yang keliru tentang seks bebas.

Mengenai seks edukasi tidak hanya mengenai organ tubuh reproduksi saja, tetapi juga banyak hal yang harus kita pelajari antara lain ekonomi, kesehatan, sosial budaya bahkan politik dan stabilitas keamanan seperti banyakna pekerjs seks komersial (PSK) yang ada dimana-mana.

Setop tabu seks pada keluarga, edukasi bukan berarti mengajarkan anak-anak untuk melakukan. Jangan biarkan anak-anak mencari ilmu seks secara mandiri.

Sebagian orang menilai internet adalah sarana yang buruk untuk mencari informasi seputar seks, tetapi ada yang menangkap sebaliknya.

Edukasi internal keluarga, jauh lebih ampuh. Jadikanlah tuntunan pada keluarga, bukan hanya jadikan tontonan.

Bagaimana pendapat Anda?

Ref: 1, 2, 3

Jakarta, 26 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun