Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Inilah KIB Perahu "Cadangan" Suksesor Presiden Jokowi di Pilpres 2024

11 Agustus 2022   04:10 Diperbarui: 11 Agustus 2022   04:15 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sumber: DahlanIskan.DisWay

"Beberapa orang mengubah partai mereka demi prinsip mereka; yang lain, mengubah prinsip mereka demi partai mereka." - Winston Churchill

Tiga Partai Politik (Parpol) yang bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), kompak datang bersama ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mendaftarkan partai masing masing, sebagai Calon Peserta Pemilu tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Rabu (10/8).

Diantaranya Ketum Golkar/Menko Ekonomi Airlangga Hartarto, Ketum PAN/Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Ketum PPP/Menteri PPN/Kepala Bappenas. Suharso Monoarfa.

Ketiganya sama kompak belum pernah menyebut siapa pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, karena dipastikan menunggu petunjuk dan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Genderang "Perang" Jokowi Vs Megawati Ditabuh Melalui Musra Relawan Projo

Presiden Jokowi secara depakto memiliki dan mempunyai "kekuasaan" terhadap keberadaan KIB, patron ketiga Parpol ini sudah pasti Presiden Jokowi. Tidak akan bergeser, karena ketiganya adalah menteri di Kabinet Indonesia Maju.

Sejak ketiga Parpol Golkar, PAN, dan PPP mendeklarasi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pada 12 Mei 2022. Sudah terbaca akan jadi perahu "cadangan" suksesor Presiden Jokowi pada Pilpres 2024.

Semakin jelas KIB akan dikuasai oleh Presiden Jokowi saat melantik Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) menggantikan Muhammad Lutfi, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Ketum PAN Zulkifli Hasan terlebih dahulu sudah menerima jatah menteri sebelum pelaksanaan Pilpres 2024. Maka dipastikan PAN tidak akan banyak bicara lagi di KIB, sudah terkunci.

Baca juga: Inilah Dilematis Jokowi Vs Megawati Menuju Pilpres 2024

KIB akan menggodok visi misi dan program yang akan ditawarkan KIB di Pilpres 2024 mendatang, rencana pertemuan mereka di Surabaya, Jawa Timur pada 14 Agustus 2022.

Tapi pertemuan itu menurut penulis hanya formalitas saja sambil menunggu keputusan Presiden Jokowi.

Sebenarnya pertemuan KIB di Surabaya itu, lebih kurang sama maksudnya rencana gabungan relawan Presiden Jokowi yang akan melaksanakan Musyawarah Rakyat (Musra) di Solo, Surakarta Jawa Tengah pada 27 Agustus 2022. [Baca: 1]

Pertemuan Surabaya dan Solo itu hanya strategi atau taktik ulur waktu ambil unjuk kekuatan (show of force) saja, itu point pentingnya sebagai signal pada Megawati dan Prabowo Subianto serta Surya Paloh.

"Sebaiknya Presiden Jokowi tidak mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres dan kembali ke Megawati, dan Prabowo Subianto, itu cara terbaik untuk tahu diri dan berterima kasih."

Baca juga: Mengulik Kontradiktif Keinginan PDI-P dan NasDem di Pilpres 2024

Kalau Ketum PDI-P Megawati tetap ambisi mendorong Puan Maharani, berarti benar terjadi perpecahan prinsip antara Megawati dengan Presiden Jokowi beserta pengikutnya, termasuk Ganjar Pranowo dan semua tentu dipastikan akan angkat kaki dari PDI-P. 

Lalu bagaimana nasib karir politik Putra dan Menantu Presiden Jokowi, Gibran (Walikota Solo) serta Bobby Nasution (Walikota Medan), tentu akan berimbas.

Karena sangat susah Megawati menerima Ganjar Pranowo sebagai Capres di PDI-P, ya memang benar. Terlanjur terjadi adanya kekeliruan komunikasi Ganjar Pranowo sebagai kader PDI-P dengan elit PDI-P, khususnya pada Megawati.

Juga sangat susah Ganjar Pranowo menembus setting awal, Prabowo-Puan. Formasi ini sebenarnya yang aseli dipegang bertiga oleh Megawati, Jokowi dan Prabowo Subianto (hal ini sudah saya tulis pada artikel artikel sebelumnya). [Baca: 2]

Baca juga: Injury Time: Prabowo Subianto Berjuang Sendiri

Kalau Presiden Jokowi tetap ngotot untuk mengendorse Ganjar Pranowo, tentu akan melalui perahu cadangan untuk berlayar menjadi Capres di KIB, lalu Cawapresnya siapa?

Diantara ketiga ketua umum pendiri KIB, yang berpotensi didorong menjadi Cawapres adalah Airlangga Hartarto. Zulkifli Hasan dan Suharso Monoarfa, ini manut saja apa kata Presiden Jokowi.

Namun lagi lagi pertanyaan besarnya, setujukah para elit elit ketiga partai yang ada di KIB? Karena ini juga maha penting menjadi pertimbangan, karena akan berpengaruh pada konstituen masing masing partai itu.

Megawati dan Prabowo Subianto bisa saja berkoalisi - istilah penulis kembali reuni - untuk menguatkan pengaruh tekanan politik taktis untuk mengalahkan KIB pada Pilpres 2024. [Baca: 3]

Baca juga: Menakar 3 Bacapres Partai NasDem, Siapa Korban?

Lalu Partai NasDem merekrut partai partai tersisa untuk berkoalisi, seperti Partai Demokrat, PKS dan lainnya untuk mendorong Anies Baswedan. [Baca: 4]

Kalau Megawati jalan sendiri dengan PDI-P nya tanpa Partai Gerindra, berarti Prabowo Subianto akan berjalan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, ini juga terjadi perkawinan yang dipaksakan. [Baca: 5]

Tapi bisa saja dipoles dengan cara Cak Imin legowo, serahkan pada Mahfud MD atau Khofifah Indar Parawansa untuk menggaet warga nahdliyin Nahdlatul Ulama (NU), Cak Imin jadi Ketua DPR RI.

Kalau formasi PDI-P yang jadi tanpa Partai Gerindra, berarti ada tiga pasang Capres-Cawapres dalam kandidasi Pilpres 2024 yang akan berkompetisi. [Baca: 6]

Baca juga: Kenapa Megawati Ragu Jagokan Puan Maharani sebagai Bacapres 2024?

Kalau Presiden Jokowi ambisi mendorong Ganjar Pranowo sebagai Capres, hanya peluangnya ada di KIB. Namun penuh resistensi bagi Presiden Jokowi, kenapa:

Pertama: Presiden Jokowi akan diklaim tidak tahu diri dari kelompok PDI-P dan Partai Gerindra, bisa juga Partai NasDem berpendapat yang sama.

Kedua: Secara otomatis, Presiden Jokowi akan berseberangan dengan Megawati dan Prabowo Subianto. [Baca: 7]

Ketiga: Ganjar Pranowo tidak semudah melawan semua kandidat yang akan maju di Pilpres 2024 bila melalui KIB.

Keempat: Baik relawan Presiden Jokowi, maupun konstituen Golkar, PPP dan PAN pasti akan pecah.

Kelima: Ganjar Pranowo keliru melakukan strategi hadapi elit PDI-P, sehingga otomatis memberatkan dirinya dan Presiden Jokowi dan keluarganya yang berkarir politik melalui PDI-P.

Keenam: Sebaiknya Presiden Jokowi tidak mendukung Ganjar Pranowo dan kembali ke Megawati dan Prabowo Subianto, itu cara terbaik untuk tahu diri dan berterima kasih. [Baca: 8]

Kita tunggu bagaimana arah dan situasi perkembangan politik ke depan, karena pergerakan politik sangat dinamis dan setiap saat bisa berubah.

Bagaimana pendapat Anda?

Jakarta, 11 Agustus 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun