Selanjutnya pesan yang ketiga Presiden Jokowi menyatakan "Saya sudah sampaikan, usut tuntas, buka apa adanya, jangan ada yang ditutup tutupi, transparan," itu di Pulau Rinca, NTT, Kamis (21/7/2022).
Lalu pesan keempat, ini sepertinya sudah sangat gawat bagi Polri, karena melalui Rapat Kabinet Terbatas, dimana Presiden Jokowi minta kasus Brigadir "J" ini dibuka sejujur-jujurnya. Kalau ada yang disembunyikan, nanti akan terlihat kalau ada upaya seperti itu," di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/8/2022).Â
Hal ini dipertegas lagi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Hukum dan Keamanan, Prof. Dr. Mahfud MD setelah Rapat Kabinet Terbatas itu, kepada media di Jakarta.
Baca juga:Â Soal Kasus Polisi Tembak Polisi, IPW: Kapolri Harus Patuhi Perintah Presiden Jokowi
Presiden Jokowi meminta kepada seluruh jajaran Polri untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Ia berharap kasus ini tidak membuat kepercayaan rakyat terhadap Polri menurun.
"Yang penting untuk, agar, masyarakat tidak ada keragu-raguan terhadap peristiwa yang ada. Ini yang harus dijaga, kepercayaan publik terhadap Polri harus dijaga" demikian Jokowi pada Rapat Kabinet Terbatas di Jakarta. (2/8/2022).
Dari semua pesan, perintah dan maupun pernyataan Presiden Jokowi, sama saja pendapat umum atau publik mengatakan, bahwa percuma saja di skenario demikian rupa. Karena ahirnya akan terbongkar juga kebenaran yang sejati.
Presiden Jokowi dipastikan tidak akan tinggal diam, membiarkan masalah ini dikerjakan oleh Polri secara amburadul. Pasti diikuti dan dipantau terus, apalagi ekspektasi publik terhadap kasus ini sangat tinggi, jangan coba-coba ingin bermain.
Seri tulisan sebelumnya: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, dan Enam.
Jakarta, 3 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H