Langkah pertama harus disadari untuk segera merubah mindset bahwa aparat birokrasi itu justru bukan dilayani tapi melayani untuk berbuat kebajikan kepada rakyat dan bangsa.
Melayani berarti tangan di atas dan akan lebih mulia daripada tangan di bawah atau dilayani. Maka jadilah pelayan dengan cara entrepreneurship mindset, apapun bidang pekerjaannya, pegawai negeri ataupun swasta.
Mutlak dan harga mati untuk mendorong perubahan ke arah yang lebih produktif - entrepreneurship mindset - yang memiliki keyakinan kuat bahwa hidup dapat diperbaiki dan menjalani hidup dengan cara mereka sendiri untuk bisa dilaksanakan.
Artinya kalau mau hidup bebas dan menjadi kaya, jangan bermindset pegawai. Tapi rubah mindset menjadi entrepreneurship mindset. Jangan jadikan alternatif sebagai pengusaha, tapi sebuah pilihan. Bila terjadi kondisi demikian maka sikap priyayi akan ikut terkikis.
Seluruh komponen bangsa, mulai dari rumah tangga, masuk ke dunia pendidikan, pekerjaan, perusahaan, bisnis dan aparat birokrasi perlu diberikan program utama dengan pemahaman terhadap produktifitas serta bagaimana memiliki jiwa wiraswasta atau entrepreneurship mindset.
Termasuk birokrasi perlu berjiwa bisnis, agar memahami proses. Ahirnya tidak menghalalkan segala cara yang licik untuk memenuhi keinginannya. Tapi bila memahami proses, tentu akan berpikir dan bertindak untuk memenuhi kebutuhannya yang mengikuti proses.
Sebagai kunci mendobrak mental dan moral yang sakit akibat sikap priyayi yang kental. Agar kepekaan terhadap ilmu pengetahuan, emosional dan spritual bisa linier menuju hidup dan kehidupan yang kritis, solutif untuk memberi kebajikan.
Karena hanya sikap kritis yang bisa membangun mental dan moral yang Pancasilais, untuk menjadi pelayan bagi diri, keluarga dan rakyat Indonesia yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Bukan bermental dilayani,tapi melayani.
Ahirnya solusi atas revolusi mental dapat membongkar pola pikir dan pola tindak negatif serta mentalitas lama - priyayi - sehingga lebih terbuka dalam menyingkapi berbagai tantangan pembangunan yang ada.
Jakarta, 31 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H